PSTI Jatim Mulai Petakan Kekuatan Lawan

Sekum PSTI Jatim, Edi Santoso.

Sekum PSTI Jatim, Edi Santoso.

Surabaya, Bhirawa
Kegagalan tim putra dan putri sepak takraw Jatim meraih medali emas di Pra Kualifikasi Pekan Olahraga (Pra-PON) di NTB , membuat Pengprov Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Jatim mulai melakukan evaluasi dan memetakan kekuatan lawan. Karena tidak menutup kemungkinan ada kuda hitam di PON Jabar 2016.
Sekum PSTI Jatim, Edi Santoso mengakui kekuatan sepak takraw sekarang hampir merata diseluruh Indonesia, sehingga sangat sulit memprediksi lawan. Selain itu di tiga wilayah juga belum menggelar Pra PON. “Baru wilayah tiga yang sudah menggelar pra PON, sedangkan wilayah satu,dua dan empat belum,” katanya saat dihubungi melalui telepon genggamnya, Senin (5/10).
Di Pra PON wilayah III yang digelar di NTB, diikuti oleh Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Jatim, Yogjakarta, Jateng, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur. Sedangkan untuk Pra PON di wilayah I akan digelar di Jakarta, wilayah II di Bangka Belitung dan wilayah IV di Kendari-Sulawesi Tenggara.
Dari hasil pra PON wilayah III, tim putra dan putri Jateng berhasil meraih medali emas setelah menumbangkan Jatim. Namun tim finalis baik Jateng maupun Jatim sudah memastikan tiket ke PON dan bisa turun di semua nomor.
Lebih lanjut Edi menjelaskan, melihat hasil Pra PON wilayah III, sudah bisa dipetakan kekuatan lawan. “Melihat hasilnya, tim Jateng yang harus kita waspadai dan sekarang kita juga menunggu hasil Pra PON di wilayah I,II dan IV yang rencanannya digelar Oktober-Nopember,” katanya.
Rencanannya PSTI Jatim akan mengirimkan tim pemantau ke Pra PON wilayah I, II dan IV Untuk melihat kekuatan lawan. “Kekuatan di Pra PON tidak akan jauh beda di PON, jadi kami harus mengirimkan pelatih untuk melakukan pemantauan,” kata pria yang juga menjabat sebagai kepala sekolah SDN Negeri di kawasan Rungkut itu.
Pada kesempatan itu, Edi juga mengeluhkan anggaran yang dikucurkan oleh KONI, karena dari pengajuan Rp307 juta hanya disetujuhi Rp125 juta. Lebih ironis lagi, beberapa pengajuan untuk peralatan latihan seperti sepatu, kaus tim dan lainnya dikepras oleh KONI. “Kalau anggaran peralatan dikepras saya harus cari dana talangan dan sekarang saya masih punya hutang Rp 10 juta ke atlet,” katanya.
Sementar itu pelatih tim putri Jatim, Pelatih Tim Putri Jatim, Ony Diar Akhyanto mengakui absenya dua pemain Mega Citra Kusuma dan Abrian Shihab sangat berpengaruh untuk tim putra maupun putri. Keduanya dipastikan tidak bisa membela Jatim di PON Jabar karena regulasi usia. “Kemampuan Mega dan Abrian masih kami butuhkan, tapi karena regulasi keduanya tidak bisa main dan ini sangat mempengaruhi kekuatan tim Jatim, tapi kami sudah menyiapkan beberapa pemain pengganti,” katanya.
Seperti diketahui, di PON Riau 2012, sepak takraw Jatim berhasil mendulang 5 emas, 1 perak dan 2 perunggu. Dengan hasil itu bisa dipastikan kalau Jatim masih diperhitungkan oleh lawan, walaupun tidak diperkuat oleh Mega dan Abrian. [wwn]
teks: Sekum PSTI, Edi Santoso

Tags: