PT Frisian Flag Indonesia Edukasi Peternak Tingkatkan Produksi Susu

Salah satu peternak binaan FFI dan juga pemenang F2F 2019 Mita Kopiyah, Fresh Milk Relationship Manager Frisian Flag Indonesia, Efi Lutfillah, Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan IPB, Epi Taufik dan Ketua Koperasi Bangun Lestari Tulungagung, Muntohin dalam bincang-bincang Bewara di Tulungagung beberapa waktu lalu.

Surabaya, Bhirawa
Bekerja sama dengan Koperasi Bangun Lestari Tulungagung dan para pakar peternakan, PT Frisian Flag Indonesia (FFI) akan meningkatkan produksi maupun tingkat konsumsi susu di Indonesia. Di sisi hilir, Indonesia merupakan negara yang konsumsi susunya tergolong rendah, angka konsumsinya hanya 16,5 kg per orang per tahun. Sementara di sisi hulu, produksi lokal baru mencapai 864,6 ribu ton atau sekitar 19 persen dari kebutuhan nasional sebanyak 4,5 juta ton.
Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan IPB, Epi Taufik mengungkapkan pengetahuan dan pemahaman para peternak sapi perah lokal harus terus update, sesuai GDFP (Good Dairy Farming Practices) diantaranya melalui program kemitraan.
Hal ini dilakukan agar para peternak sapi perah lokal bisa mengikuti perkembangan informasi dan teknologi peternakan sapi perah terkini di Indonesia dan dunia pada umumnya. “Saya sangat mengapresiasi dunia usaha yang terus bermitra dengan para peternak sapi perah lokal seperti langkah yang direalisasikan FFI. Semoga industri pengolahan susu lain bisa melakukan hal yang sama. Bagi yang sudah melaksanakan, semoga bisa konsisten menjalankan programnya secara berkesinambungan,” terangnya, Rabu (23/10).
Fresh Milk Relationship Manager Frisian Flag Indonesia, Efi Lutfillah mengatakan langkah ini akan mampu meningkatkan pemahaman masyarakat terkait peran penting peternak sapi perah lokal terhadap ketersediaan susu nasional dan kontribusinya terhadap gizi nasional.
“Kami berharap masyarakat lebih menyadari kontribusi peternak lokal untuk penyediaan kebutuhan susu dan gizi nasional. Program ini merupakan salah satu wadah untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman antar sesama peternak sapi perah lokal dengan ahli peternakan guna mendongkrak produksi susu dan kesejahteraan peternak,” jelasnya.
Efi menambahkan adapun program edukasi Bewara merupakan salah satu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan peternak. Peningkatan produktivitas dan kualitas susu merupakan salah satu target yang dapat dicapai dengan menerapkan pengetahuan dan manajemen yang benar. Kegiatan ini juga dapat melatih peternak menjadi individu yang proaktif dan mampu bekerjasama secara kelompok.
“Kami sebagai pelaku industri susu, peternak, dan stake holder yang terlibat memahami bahwa mereka dapat mencapai tujuan dengan berkolaborasi melalui kemitraan. Dengan berbagai tantangan yang ada, kami menyadari bahwa kami membutuhkan satu sama lain untuk mencapai tujuan itu. Kedepannya, FFI tetap konsisten dalam mengembangkan potensi para peternak sapi perah lokal di Indonesia melalui pendekatan kolaborasi atau kemitraan ini,” ujarnya.
Menurut Ketua Koperasi Bangun Lestari Tulungagung, Muntohin mendukung inisiatif dari FFI terhadap peternak lokal. Karena ia ikut merasakan perubahan signifikan yang dialami para peternak dari berbagai inisiatif FFI. “Mayoritas peternak di koperasi ini merupakan peternak turunan. Pengetahuannya pun hanya dari lingkup terbatas. Adanya kemitraan antara FFI dan peternak lokal, muncul dialog sekaligus solusi. Sebelumnya, hal yang dianggap sepele seperti pemberian pakan atau tempat tidur para sapi saja, nyatanya berpengaruh besar pada kuantias dan kualitas produksi susu yang nantinya berimbas pada pendapatan peternak,” katanya.
Sementara itu program BEWARA, rutin ada setiap tahun sejak 2009 dan diikuti puluhan peternak sapi lokal di Indonesia guna berdiskusi secara aktif di setiap sesinya. Program Farmer2Farmer, bertujuan meningkatkan kesejahteraan peternak di Indonesia melalui pemberian materi tata kelola dan tata laksana peternakan. Young Farmer Academy, untuk generasi muda agar melanjutkan bisnis peternakan.[riq]

Tags: