PT Garuda Indonesia Renegosiasi Kontrak

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) tengah berupaya melakukan renegosiasi kontrak dengan sejumlah mitra bisnis guna menekan biaya operasi, termasuk dengan Rolls-Royce. Dugaan kasus suap yang menimpa Emirsyah Satar dinilai tidak mempengaruhi biaya operasi Garuda.
Direktur Utama Garuda, Arif Wibowo, Rabu (25/1) mengatakan, pihaknya tengah memilah sejumlah kontrak yang dapat dinegosiasikan ulang sejak dua tahun lalu. Salah satunya, renegoisasi kontrak Airbus dengan merestrukturisasi biaya armada meliputi pengadaan dan perawatan serta asuransi pembelian pesawat.
“Jadi kita juga renegosiasi kontrak-kontrak Airbus, melakukan restrukturisasi Airbus, kemudian kontrak perawatan pesawat, termasuk di dalamnya kontrak Rolls Royce juga kita renegosiate juga,” ujarnya.
Terkait Rolls-Royce, Arif menyatakan dugaan kasus suap yang menimpa Emirsyah Satar tidak akan mempengaruhi rencana pembelian mesin dari Rolls-Royce. Sebab, hal itu terkait dengan rencana pengadaan pesawat armada (fleet plan) yang dibuat tiap 10 tahun.
Renegosiasi dengan Rolls-Royce, menurut Arif, adalah untuk layanan purnajual. “Ada beberapa penurunan biaya perawatan, termasuk di dalamnya, juga engine Rolls-Royce juga kita lakukan renegosiasi juga,” katanya.
Selain itu, katanya, Garuda juga akan mensinergikan layanan kargonya dengan sistem yang dimiliki Citilink. Dengan berbagai upaya itu, Arif menyakini, Garuda dapat melakukan efisiensi sebesar 200 juta dolar AS pada tahun ini. Target efisiensi ini lebih tinggi dari tahun lalu yakni 170 juta dolar AS.
Menurut Arif, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno berpesan agar management Garuda meningkatkan integritasnya dalam mengelola maskapai nasional ini. Prinsip Good Corporate Governance (GCG) juga harus terus diutamakan karena Garuda juga merupakan perusahaan publik, di mana kasus suap dapat mengganggu nilai saham yang dimilikinya. [ris]

Tags: