PT GTS Akan Sidang Wasit Tak Profesional

Fahmi Fikroni (Manager Persatu Tuban)

Fahmi Fikroni (Manager Persatu Tuban)

Tuban, Bhirawa
Manajer klub Persatu Tuban, Fahmi Fikroni, mendukung tindakan tegas yang akan dilakukan oleh tersebut PT Gelora Trisusila Semesta (GTS) selaku pengelola kompetisi  Indonesia Soccer Championship (ISC) B, pada wasit yang dinilai tidak profesional.
“Apapun keputusan soal wasit supaya tidak berat sebelah, sehingga semua klub dalam menjalani laga tetap sportif,” kata Fahmi Fikroni (1/6).
Dijelaskan, ketidakprofesionalan wasit sudah terlihat dalam laga perdana ISC B di Tuban. pada saat itu Persatu meladeni klub Persepam Madura. Meskipun skor akhir seri, namun pelatih Persepam kesal atas keputusan bola mati. Ditambah keputusan pelanggaran kerap terlambat.
Insiden serupa terulang dalam laga Persatu Tuban, tandang ke markas Sidoarjo United pada pertemgahan bulan mei lalu. Salah satu gol yang menjebol gawang Persatu penuh kontroversi. Sebab bola yang ditendang belum melewati garis gawang, tetapi sudah diputuskan gol.
“Dibilang kecewa, pasti kita kecewa, akan tetapi kalau wasit lebih profesional kita tidak akan menyelahkan, karena itu kewenagan wasit, ini tidak dan tampak kasat mata,” terang manager Persatu yang juga anggota DPRD Tuban ini.
Ditepat terpisah, PT GTS selaku pengelola ISC B, berjanji akan memproses wasit yang tidak profesional dalam memimpin pertandingan. Sebab, sejak laga perdana ISC B di Stadion Lokajaya, Kabupaten Tuban, sudah ada manajemen klub yang dirugikan.
“Saat ini pihaknya masih menunggu laporan resmi mengenai hal tersebut,” kata Direktur PT GTS, Joko Driyono (1/6).
Joko juga menilai jika ada keputusan wasit yang tidak tegas sangat merugikan klub. Terlebih selama babak penyisihan kompetisi berjalan alot dan sportif.
Setiap wasit yang memimpin pertandingan harus tegas, dan tanggap ketika menyikapi pelanggaran. Sesuai laporan sementara banyak manajemen klub yang mengeluh. Salah satunya manajemen klub Persatu Tuban.
Terkait putusan dan sanksi terhadap wasit tersebut. Pihaknya harus akan melakukan tahapan pemeriksaan. Pertama mendengarkan dan melihat langsung jalannya pertandingan. Kemudian baru dilimpahkan ke komisi disiplin ISC.
“Kami pastikan dalam mengambil keputusan tidak ada celah untuk melakukan kesalahan, karena hal ini untuk mewujudkan kompetisi yang jujur, adil dan transparansi” Joko Driyono. (hud)

Tags: