PT Inka Kerjakan LRT Jabodebek, Multiplier Effect Masyarakat Madiun

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (dua dari kanan) foto bersama penandatanganan kerja sama di PT Inka, Kamis (18/1). [sudarno/bhirawa]

Madiun, Bhirawa
PT Industri Kereta Api (PT Inka) di Kota Madiun dipastikan mengerjakan proyek light rail transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek).dengan kontraknya mencapai Rp 3,8 triliun. Bakal ada alias multiplier effect bagi masyarakat Wilayah Madiun atas pengerjaan proyek ini .
”Kalau anak bangsa saja bisa, kenapa harus impor. Harganya juga lebih murah,”tegas Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan saat peninjauan kesiapan dan penandatanganan kerja sama di PT Inka, Kamis (18/1).
Dikatakan oleh Luhut Binsar Pandjaitan, lebih hemat 15 sampai 20 persen jika proyek LRT itu dikerjakan anak bangsa. Selain itu, pengerjaan LRT bakal membuka peluang usaha kecil terkait.
Perhitungannya , jelas Luhut , bakal meningkatkan usaha kecil terkait hingga 50 persen. Sebab, nyaris seluruh komponen merupakan produksi dalam negeri. Lokal kontain ditarget 75 persen dan 65 persen di antaranya dibuat PT Inka.
Selebihnya, melibatkan banyak perusahaan kecil dari seluruh negeri. Mulai pabrik kaca hingga bahan baja. Selain itu, pembuatan juga melibatkan akademisi untuk melakukan riset dan kerja sama konsultasi. ”Semua anak bangsa terlibat. Meningkatkan peluang usaha lain yang terlibat. Ini yang lebih penting,”paparnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Inka Persero Budi Noviantoro menyatakan pihaknya menargetkan pengerjaan selesai dalam 15 bulan. Bahkan, LRT sudah dapat dites April 2019 mendatang dan langsung bisa dioperasionalkan Oktober.
Pembuatan lebih mengedepankan konten lokal. Konten impor hanya untuk sistem komputerisasinya. Selebihnya dikerjakan di tanah air. LRT memang merupakan kereta tanpa masinis. Tak heran, butuh sistem komputerisasi yang canggih.
“LRT ini nantinya termoderen. Menggunakan moving block. Semuanya otomatis dan tanpa masinis. Ini untuk menekan human errors. Lagi pula LRT kecepatannya bisa mencapai 120 KM/jam.
Pengerjaan LRT bukan kali pertama. PT Inka sudah pernah mengerjakan pesanan serupa untuk Palembang Sumatera Selatan sebagai moda transportasi pendukung Asian Games 2018. Selain itu, BUMN ini juga tengah mengerjakan kereta Bandara Minangkabau, Padang, dan Bandara Adi Soemarmo Solo serta pembuatan 438 unit lereta penumpang kelas tiga dan satu pesanan PT KAI.
Sedang pesanan luar negeri, pihaknya tengah mengerjakan 250 unit kereta penumpang pesanan Bangladesh Railways dan Filipina.”Saat ini juga sedang proses negosiasi dengan Negara Srilanka. Doakan semoga berhasil,”katanya berharap.
Dalam hal ini, meski tidak bersentuhan langsung dengan masyarakat, sebagai warga Kota Madiun wajib turut berbangga. Terdapat pabrik kereta api satu-satunya dan terbesar di kawasan Asia Tenggara yang bernaung di Kota Madiun.
Banyak manfaat tidak langsung yang di dapat. Salah satunya, meningkatnya kebutuhan pangan, sandang, dan hunian yang cukup mungkin dipenuhi di Kota Madiun. Artinya, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Apalagi, PT Inka mengaku bakal ada penambahan karyawan mengingat banyaknya pesanan. Ini pantang dilewatkan. [dar]

Tags: