PT KAI – Pemdes Ngampel Ukur Batas Tanah Kas Desa

Pengukuran-dilakukan-oleh-BPNdisaksikan-perangkat-desa-dan-perwakilan-PT-KAI.

Pengukuran-dilakukan-oleh-BPNdisaksikan-perangkat-desa-dan-perwakilan-PT-KAI.

Bojonegoro, Bhirawa
Pemerintah Desa (Pemdes) Ngampel Selasa (4/8) melakukan pengukuran ulang batas tanah kas desa dengan tanah asset milik PT KAI yang ada diwilayah Bojonegoro. Pengukuran dilakukan oleh BPN dan disaksikan perwakilan PT KAI.
Murtanto perwakilan PT KAI Daop 4 Semarang mengatakan, pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui batas tanah kas Desa Ngampel dan tanah asset PT KAI yang diberada di wilayah Bojonegoro. “Sekarang ini baru dilakukan pengecekan pengukuran untuk mengetahui mana tanah milik desa dan PT KAI. Segera akan dilakukan moveng setelah pengukuran,” ungkap Murtanto dilokasi pengukuran.
Hasil pengukuran bersama, kata Murtanto, tanah kas desa yang bersegangan dengan tanah milik PT KAI sepanjang 168 meter dari utara ke selatan. Kepala Desa Ngampel, Pujianto mengatakan pengukuran ini untuk memperjelas batas tanah milik desa.
Ke depan diharapkan tidak ada masalah, apalagi kalau nanti jadi lahan milik PT KAI dihidupkan sebagai sarana transportasi atau lainnya. “Secepatnya akan saya urus setelah pengukuran,” jelas Pujianto. Pujianto mengatakan, hasil pengukuran antara desa dengan BPN berbeda. “Kalau desa dengan luas 17.500m2 dan BPN luas 16.983 m2,” ujarnya.
Tambah Pujianto mengatakan, pasar Ngampel dibangun diatas lahan 23.880 meter persegi. Pasar dibangun pihak ketiga dengan anggaran sekitar Rp70 milyar. Proyek diperkirakan selesai dua tahun ke depan. “Proses pengerjaan sementara ini di lahan seluas 23.880 m2 baru tahap pengurukan dan memindahkan toko-toko yang ada di pinggir jalan,” ujarnya.
Pasar rakyat yang akan dibangun dengan konsep modern tersebut, akan memiliki 97 ruku (rumah took) 2 lantai, 228 kios dan 656 lapak. “Proses pengerjaan akan selesai selama 2 tahun,” tandasnya.
Dengan jumlah ratusan tempat berjualan, sambung Pudji, target pemasaran menggunakan skala priorotas yang pertama untuk penduduk atau calon pedagang dari lingkungan desa setempat. Kemudian dari wilayah Bojonegoro dan dari luar wilayah kabupaten.
Untuk penyelenggara proyek, pembangunan pasar desa itu melibatkan 3 pihak, yakni Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Ngampel selaku pemilik dan pengelola pasar, investor dengan nilai proyek Rp.70.779.603.365 adalah PT Teguh Jaya dari Bojonegoro dan pelaksana proyek PT Irianto Jaya Teknik dari Malang. “Pengelolaan pasar ketika sudah beroperasi, akan diserahkan kepada pihak desa. Seperti keamaan, kebersihan dan parkir,” pungkasnya. [bas]

Tags: