PT Kliring Berjangka Indonesia Dorong Peningkatan Transaksi Multilateral

Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta, Stephanus Paulus Lumintang (Paling Kanan) saat memberikan penjelasan tentang transaksi perdagangan berjangka komoditi kepada Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Jerry Sambuaga (kedua dari kiri), Direktur Bursa Berjangka Jakarta, Hamdi Hassyarbaini (Tengah), Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Sidharta Utama (Kedua dari kiri), dan Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia, Fajar Wibhiyadi (Persero).

Surabaya, Bhirawa
PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) Persero telah merilis data transaksi perdagangan kontrak berjangka komoditi di Jakarta Futures Exchange (JFX) di hari pertama perdagangan tahun 2021.

Di hadiri Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Jerry Sambuaga serta Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Sidharta Utama. Di perdagangan hari pertama tersebut, terjadi transaksi dengan volume sebanyak 46.603.3 Lot, yang terdiri dari transaksi kontrak Sistem Perdagangan Alternatif (SPA) sebanyak 46.054.3 Lot dan Kontrak Primer sebanyak 545 Lot.

Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), Fajar Wibhiyadi mengungkapkan

data dari PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) menyebutkan, sepanjang tahun 2020 volume transaksi Kontrak SPA di JFX mencapai 7.767.855,4 lot, sedangkan Kontrak Primer mencapai 1.678.267 Lot.

“Transaksi di hari pertama perdagangan ini tentunya merupakan awal yang baik di tahun 2021 ini. Setelah melalui tahun 2020 dengan berbagai guncangan ekonomi yang ada ditengah wabah Covid-19, kami optimis tahun 2021 perdagangan berjangka komoditi akan tumbuh lebih baik dibanding tahun 2020. Hal ini melihat program pemulihan ekonomi yang dilakukan pemerintah sudah mulai berjalan, serta program vaksin yang akan berjalan pada tahun ini,” terangnya, Rabu (6/1).

Fajar menambahkan sebagai perbandingan, dalam 2 tahun sebelumnya yaitu di 2019 transaksi Kontrak Sistem Perdagangan Alternatif mencapai 6.501.246,7 Lot dan Kontrak Primer mencapai 1.467.516,0 Lot. Sedangkan di tahun 2018, transaksi Kontrak Sistem Perdagangan Alternatif mencapai 9.251.325,7 Lot dan Kontrak Primer mencapai 1.335.797,0 Lot.

“Sesuai dengan khittahnya, perdagangan berjangka komoditi adalah kontrak multilateral. Ini tentunya menjadi pekerjaan rumah kami bersama dari semua pemangku kepentingan di industri perdagangan berjangka komoditi, untuk terus melakukan sosialisasi serta edukasi kepada masyarakat terkait transaksi multilateral. Sebagai sarana lindung nilai (hedging), kontrak multilateral tentunya akan sangat penting bagi para pelaku ekonomi. Melihat potensi komoditas yang ada di Indonesia, kami optimis kontrak multilateral akan tumbuh dalam waktu-waktu mendatang,” jelas Fajar.

Sementara ekonomi Indonesia di tahun 2021 diperkirakan akan tumbuh positif setelah mengalami kontraksi yang cukup tajam di tahun 2020. Pemerintah Indonesia sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional ada di level 5 persen.

Industri perdagangan berjangka komoditi sepanjang tahun 2020 bisa dikatakan cukup tahan terhadap guncangan ekonomi. Untuk transaksi di Bursa Berjangka Jakarta, sepanjang tahun 2020 volume transaksi tercatat sebanyak 9.433.288 Lot, yang merupakan catatan transaksi tertinggi sepanjang sejarah.

“Untuk tahun 2021 ini, Bappebti akan memfokuskan pertumbuhan Perdagangan Berjangka Komoditi untuk transaksi Multilateral, karena selama ini masih ketinggalan dibandingkan dengan kontrak berjangka lainnya. Untuk itu, Bappebti akan mendorong termasuk menyiapkan berbagai strategi seperti menjadikan perdagangan multilateral menjadi sesuatu ang menarik bagi investor,” pungkas Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Sidharta Utama. [riq]

Tags: