PT Midi Utama Indonesia Capai Pertumbuhan Hingga 15 Persen

Pertahankan kinerja supaya tetap positif di seluruh gerai Alfamidi, PT Midi Utama Indonesia terapkan berbagai kebijakan strategis.

Surabaya, Bhirawa
Di tengah pertumbuhan industri ritel yang mengalami perlambatan, sehingga berdampak pada menurunnya tingkat pertumbuhan pendapatan neto PT Midi Utama Indonesia Tbk (Perseroan) dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang bisa mencapai di atas 20% pada tahun 2017.
Namun Perseroan telah berhasil mempertahankan pertumbuhan pendapatan neto Perseroan tahun ini sebesar dobel digit yaitu mencapai 15% dari Rp8,49 triliun pada tahun 2016 menjadi Rp9,77 triliun. Untuk mempertahankan hal ini maka telah ditetapkan dan terapkan berbagai kebijakan strategis.
Presiden Direktur PT Midi Utama Indonesia Tbk, Rullyanto saat dikonfirmasi Bhirawa, Minggu (27/5) kemarin mengungkapkan menghadapi kondisi tersebut, Perseroan menerapkan berbagai kebijakan strategis dalam upaya mempertahankan kinerja usaha agar tetap positif.
“Adapun upaya tersebut di antaranya dengan melakukan pengendalian biaya, pengelolaan bauran margin, pengelolaan bauran produk, pengendalian tingkat perputaran persediaan, memperbanyak layanan payment point, perbaikan proses bisnis dan optimalisasi hal-hal yang bersifat mendasar antara lain mencakup komunikasi yang efektif di semua lini karyawan, memperhatikan kebutuhan pelanggan, pelayanan dengan sepenuh hati, menanamkan nilai-nilai kepada seluruh karyawan untuk terus berinovasi dan pemberian pelatihan yang tepat dan proposional kepada karyawan khususnya yang berada di gerai-gerai,” terangnya dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS Tahunan).
Rullyanto menambahkan dari sisi jumlah gerai, pada semester ke-2 tahun 2017 Perseroan juga mulai mengerem ekspansi gerai baru dengan lebih selektif dalam melakukan pemilihan lokasi. “Adapun jumlah gerai Perseroan pada tahun 2017 naik sebesar 14% atau sebanyak 179 gerai dari sebelumnya berjumlah 1.265 gerai pada tahun 2016 menjadi 1.444 gerai, dengan rincian 1.396 gerai Alfamidi, 11 gerai Alfamidi super dan 37 gerai Lawson,” jelasnya.
Pada tahun 2017, Perseroan juga menambah gudang baru yang berlokasi di Palu, Sulawesi Tengah dan merelokasi gudang di Jawa Timur dari Surabaya ke Pasuruan. Secara keseluruhan, Perseroan kini telah didukung oleh 9 gudang yang membantu pendistribusian barang ke seluruh jaringan gerai di Indonesia yaitu di Bitung (Cikupa), Bekasi, Pasuruan, Makassar, Medan, Samarinda, Yogyakarta, Manado dan Palu.
Seiring dengan pertumbuhan jumlah gerai dan kuantitas gudang Perseroan pada akhir tahun 2017, karyawan Perseroan juga telah berjumlah lebih dari 19.000 orang. “Ini merupakan salah satu bentuk kontribusi Perseroan terhadap perekonomian Indonesia pada umumnya dan masyarakat sekitar pada khususnya, dalam hal mengurangi tingkat pengangguran,” ujar Rullyanto.
Sepanjang tahun 2017, penerapan Good Corporate Governance (GCG) juga menjadi komitmen manajemen Perseroan guna menjaga kesinambungan bisnis Perseroan dalam jangka panjang. Prinsip-prinsip GCG ini selalu dievaluasi untuk memastikan efektivitas penerapan di seluruh lini organisasi.
Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, etika bisnis dan pedoman GCG diterapkan dalam peraturan perusahaan, pedoman perilaku kerja karyawan dan standar operasional prosedur. Selain itu, Perseroan juga menjalankan fungsi dan tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility/CSR) secara berkesinambungan seperti yang sudah dijalankan oleh Perseroan selama ini di bidang kesehatan, lingkungan hidup, pengembangan sosial dan kemasyarakatan serta pendidikan antara lain pemberdayaan pengusaha mikro kecil dan menengah (UMKM), pelatihan manajemen ritel, pengembangan program pendidikan ritel “Alfamidi Class” di sekolah-sekolah kejuruan. [riq]

Tags: