PT Pelabuhan Terakhir Langgeng Sejahtera Sulap Pelaku Sosial Jadi Pebisnis

Para peserta Winner’s Camp PTLS saat beraksi di kolam renang

(Berangkat dari BBM dan WA)

Surabaya, Bhirawa
Siapa bilang Sosial Media (Sosmed) hanya ada sisi negatifnya dan tidak ada sisi positifnya. Hal tersebut terbantahkan oleh upaya
Chen Maria Owner, Presiden direktur dan sekaligus yang membangun perusahaan PT. PTLS (Pelabuhan Terakhir Langgeng Sejahtera). Perusahaan yang bergerak dibidang motivasi dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM) mandiri dengan kreatifitas tinggi ini awalnya berangkat dari komunitas Sosmed Black Berry Massenger (BBM) dan WathsApp (WA),” Terus terang awalnya saya ragu apakah saya mampu mengajak teman teman Sosmed ini untuk menjadi manusia yang berdaya dan berhasil guna, jadi tidak hanya berkomunikasi lewat udara saja tapi langsung bertatap muka dengan menghasilkan nilai lebih,” ungkap isteri seorang pengusaha baja Surabaya tersebut.
Dari segi materi sebenarnya Chen Maria sudah sangat berkecukupan karena suaminya pebisnis baja yang sukses, ongkang ongkang di rumah saja sudah tercukupi apa yang menjadi keinginannya dan tidak usah kemana mana. Namun tidak demikian dengan kehendak Tuhan Allah yang menjadi keyakinannya, beberapa kali Chen Maria bermimpi agar ia membuka perusahaan yang bergerak dibidang sosial yakni memberdayakan orang agar mereka bisa sukses dan menjadi manusia yang berguna dan berhasil guna.
Dalam mimpi yang ia yakini adalah perintah langsung dari Tuhan Allah itu. Chen Maria bukan hanya diminta untuk membentuk Multi Level Marketing (MLM) namun sekaligus nama perusahaan tersebut yakni, PT. PTLS. Demi mentaati perintah mulia tersebut Chen Maria menceriterakan ke suaminya, awalnya memang keberatan namun setelah meyakinkan akhirnya sang suami menyetujui.
Itulah yang mendasarinya sehingga Chen Maria membangun perusahaan PTLS ini, agar dapat menjadi kendaraan usaha bagi siapa saja yang ingin mengubah kehidupan keluarganya menjadi lebih baik lagi, apakah itu dari sisi finansial, pengembangan diri, maupun dari sisi sikap dan mental.
PTLS menyadari bahwa Kepemimpinan adalah isu kunci terpenting dalam membangun sebuah usaha, maka untuk itu PTLS bekerja sama dengan salah satu Mindset Motivator terbaik di negeri ini yaitu Krishnamurti, yang sudah 17 tahun lebih berkecimpung di bidang pelatihan sikap mental. PTLS mengadakan pelatihan Winner’s Camp selama 3 hari dari tanggal 29 April-1 Mei 2019 di Whiz, Trawas, Jawa Timur, dengan memilih tagar #PTLS_Leadership sebagai tema sentral.
Manajemen PTLS memilih metode Experiential Learning dalam pelatihan kali ini, yaitu belajar dengan mengalami sendiri prosesnya. _Karena kami meyakini bahwa dengan mengalami, peserta akan memahami.
Salah satu contoh adalah peserta dilatih untuk memiliki kemampuan untuk fokus pada tujuan yang telah dicanangkannya. Untuk itu, satu per satu peserta diminta berjalan meniti mundur diatas sebilah bambu , yang ditaruh diatas kolam renang. Risiko tentu ada, kehilangan fokus 1 detik saja, peserta harus bersiap tercemplung di kolam renang yang dingin.
Kebersamaan menjadi bagian penting dari konten pelatihan ini, agar peserta memahami bahwa era ke depan ini, sukses lebih mudah bila diraih bersama-sama secara kolektif (sharing economy) bukan sukses sendiri.
Guna memahami ini, peserta akan membentuk kelompok untuk lari pagi lintas alam, melewati berbagai rintangan, saling memotivasi, saling menyemangati agar bersama-sama tiba di tujuan.
Juga Kekeluargaan menjadi perekat penting yang kami di PTLS yakini harus dimiliki para pemimpin bisnis di masa depan ini, karena nilai-nilai keluarga seharusnya menjadi pondasi yang kuat bagi kesuksesan seseorang.
Dan, tentunya Reflektif diri menjadi sebuah kemampuan yang perlu dikuasai setiap peserta, guna terus mentransformasi (perubahan) diri, agar terus menjadi pribadi yang lebih baik lagi, khususnya dalam sikap (akhlak) dan mental.
Investasi pelatihan dengan tagar #PTLS_Leadership ini, akhirnya kami harapan dapat menjadi terbukanya Kesadaran sosial bagi seluruh peserta, yang nantinya berwujud menjadi kepedulian sosial bagi sesama, yang semoga dapat menjadi bagian dan ikut serta dalam membangun keadilan sosial sebagaimana yang diimpikan oleh para pendiri bangsa ini.
“Kami memutuskan untuk mulai dengan hal kecil dahulu, yakni perubahan diri. #PTLS_LEADERSHIP,” pungkas Maria Chen.
Ditemui secara terpisah Krishnamurti mengungkapkan, bahwa ia melakukan kewajibannya sebagai seorang motivator dengan sistim persuasif jadi tidak ada jarak antara dia dengan para peserta, ia memperlakukan peserta sebagai kawan sehingga tidak ada sekat dan mereka melakukan tugas tugasnya dengan ikhlas dan hati gembira karena semua Fun, Hal yang paling mendasar Khrinamurti melakukan segala Sesuatu dengan tauladan atau contoh yang baik yang pertama kali ia lakukan sebelum menyuruh orang lain, hal inilah yang membuat Khrisnamurti banyak disukai dan banyak pengikutnya.(ma)

Tags: