PT Petro Kimia Gresik Kawatir Debit Air Menipis

air bengawan soloGresik, Bhirawa
Kemarau panjang saat ini tampaknya tak hanya dirasakan warga untuk mendapatkan air bersih.  Namun, hal yang sama juga dirasakan PT Petro Kimia Gresik (PT PKG). Karena menipisnya debit air Bengawan Solo, mebuat perusahaan pupuk terbesar se Indonesia ini sangat kawatir.
Jika dalam waktu dekat hujan tak segara turun, tak menutup kemungkinan perusahaan pupuk berlogo kepala kerbau sawah ini terancam tak bisa produksi karena tak mendapatkan pasokan air. Bahkan, dari tiga pipa penyedot air di Babat, Lamongan kini tinggal dua yang berfungsi.   Sementara, pipa penyedot air satunya sudah tak berfungsi karena posisinya sudah mengantung dari permukaan air. ”Tapi mudah-mudahan cukup. Sebelum air Bengawan Solo habis, hujan sudah turun,” kata  Yusuf Wibosono, Manager Humas PT Petro Kimia Gresik, Senin (27/10).
Dikatakan Yusuf, menipisnya debit air Bengawan Solo belakangan ini memang cukup berpengaruh terhadap Petro, baik secara kuantitas maupun kualitas. Karena debit air yang menimpis itu  air yang disedot keruh. Selain itu, pengembilan air tak bisa dilakukan di permukaan. ”Kalau soal pengaruh jelas berpengaruh. Selain proses penyedotan air berat, air yang dihasilkan juga keruh,” jelas Yusuf.
Tapi, kalau misalkan tak cukup, lanjut Yusuf,  air Telaga Ngipik, Kec Kebomas bisa dijadikan sebagai alternatif. Tampaknya itu tak sampai akan dilakukan. Mengingat sejumlah daerah sudah mulai terjadi turun hujan. Untuk kebutuhan air selama ini Petro selain mengandalkan dari Babat, Lamongan juga dari Gunungsari. Dari Gunungsari  sebesar 750 meter kubik per jam. Sementara dari Babat 2.050 meter kubik per jam. [eri]

Tags: