PT SI Bangun Pabrik Ramah Lingkungan di Rembang

Untitled-2Gresik, Bhirawa
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (PT SI) memulai pembangunan pabrik baru kapasitas 3 juta ton per tahun dengan konsep ramah lingkungan di Kab Rembang, Jawa Tengah, hari ini, Senin (16/6) dengan melakukan Tasyakuran dan doa bersama yang dipimpin lima tokoh Rembang diantaranya Mbah Achmad Akhid dari Timbrangan, Mbah Sarki dari Pasucen, Mbah Syamsudin dari Kajar, Mbah Purwoto dari Kadiwono dan Kyai Nasikun dari Tegaldowo.
”Pabrik baru di Rembang ini merupakan langkah kami memperkuat ekspansi agar Indonesia tetap menjadi tuan rumah di negeri sendiri, BUMN tetap market leader di industri semen nasional. Lebih membanggakan lagi, pabrik di Rembang ini adalah pabrik ramah lingkungan yang dikerjakan secara swakelola oleh putra-putri terbaik bangsa,” ujar Dwi Soetjipto.
Pabrik yang berada di lahan seluas 55 hektar ini didesain sebagai pabrik ramah lingkungan dengan konsumsi energi dan air yang minim serta memperbanyak ruang hijau. Sebanyak 30% wilayah pabrik digunakan untuk ruang terbuka hijau (RTH).
”Konsep green industry di Rembang kami wujudkan dengan meningkatkan konsumsi energi alternatif dari limbah pertanian, menekan konsumsi air dan listrik, kontrol emisi yang ketat, dan tetap melestarikan keanekaragaman hayati. Kami ingin mewujudkan environmental excellence dalam pengelolaan pabrik ini,” tutur Dwi Soetjipto.
Dwi Soetjipto mengatakan, pengelolaan pabrik perseroan di beberapa daerah lain adalah bukti nyata bahwa setiap investasi Semen Indonesia adalah investasi yang memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Pabrik Semen Indonesia di Tuban, misalnya, telah mendapatkan Proper Emas, penghargaan tertinggi dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) yang menunjukkan, perseroan telah melakukan langkah nyata dalam mewujudkan keberlanjutan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat.
Dia mencontohkan, dalam upaya pencegahan pencemaran, perseroan melengkapi diri peralatan modern pencegah pencemaran berupa mesin penghisap debu seperti electrostatic precipitator, cyclone, conditioning tower, dan bag house filter. Hasil pengukuran secara berkala menunjukkan emisi yang dikeluarkan pabrik-pabrik perseroan selalu di bawah baku mutu yang ditetapkan.
”Di setiap pabrik, kami selalu membentuk Green Belt dan Green Barrier yang berfungsi menjaga udara dan menjadi filter alami pencipta oksigen yang melengkapi peralatan penangkap debu modern,” kata Dwi Soetjipto.
Perseroan juga melakukan manajemen limbah dengan baik melalui prinsip Reduce, Reuse, Recycle, dan Recovery (4R) demi terwujudnya keberlanjutan lingkungan. Perusahaan memanfaatkan limbah B3 dan non-B3 dari eksternal dan internal untuk bahan bakar dan material alternatif.
Dalam hal efisiensi sumberdaya alam, perusahaan melakukan serangkaian langkah nyata. Diantaranya mengoptimalkan pemanfaatan energi alternatif dari limbah pertanian (biomass), seperti sekam padi, cocopeat, serbuk gergaji, limbah tembakau, dan sampah kota sebagai RDF (refuse derivative fuel). Sampah kota yang diolah untuk dijadikan biomass mencapai 300 ton per hari yang didapatkan dari Kab Gresik dan Kab Tuban.
”Kami juga memaksimalkan penggunaan bahan baku alternatif dengan memanfaatkan limbah atau produk samping industri lain sebagai pengganti bahan baku semen, seperti copper slag untuk pengganti pasir besi, fly ash untuk pengganti batuan-batuan alam, dan synthetic gypsum untuk pengganti natural gypsum,” papar Dwi Soetjipto.
Terkait penghematan air, pabrik perseroan menggunakan air permukaan dan air buangan dari pabrik untuk dimanfaatkan kembali sebagai air proses, sehingga mengurangi pemanfaatan air bawah tanah. Perusahaan meningkatkan pemakaian air recycle dengan mengoptimalkan fasilitas penampungan sebagai sarana penangkap air tadah hujan dan memaksimalkan fungsi water treatment. Di Pabrik Tuban, indeks penggunaan konsumsi air recycle (air buangan) melalui fasilitas itu terus meningkat dari 23 liter per ton semen pada 2007 menjadi lebih dari 80 liter per ton semen pada 2012.
Dwi Soetjipto menambahkan, dalam hal konservasi sumberdaya alam, perusahaan berpartisipasi aktif dalam perlindungan keanekaragaman hayati (biodiversity) antara lain dengan berkontribusi pada pengembangan kawasan reklamasi pasca-tambang perusahaan sebagai tempat pelestarian keanekaragaman hayati. [kim]

Tags: