PT TPS Bantu Nelayan Dua Unit Reefer Container

PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) menghibahkan dua unit reefer container dengan ukuran masing-masing 20 Feet untuk nelayan di Pantai Prigi, Desa Tasikmadu gedung single cold storage milik Pemkab Trenggalek.

PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) menghibahkan dua unit reefer container dengan ukuran masing-masing 20 Feet untuk nelayan di Pantai Prigi, Desa Tasikmadu gedung single cold storage milik Pemkab Trenggalek.

Surabaya, Bhirawa
PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) berupaya membantu meningkatkan taraf hidup nelayan tradisional dan masyarakat pesisir di Pantai Prigi, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), kamarin.
Caranya, dengan menghibahkan dua unit reefer container dengan ukuran masing-masing 20 Feet untuk nelayan di Pantai Prigi, Desa Tasikmadu gedung single cold storage milik Pemkab Trenggalek.
“Ini adalah salah satu upaya kami agar hasil produksi nelayan di Pantai Prigi dapat tetap fresh dan memiliki harga jual yang kompetitif di pasaran, dimana ujungnya semoga dapat meningkatkan kesejahteraan di wilayah ini,” kata President Director TPS, Dothy, kemarin.
Apalagi, secara demografi ribuan warga Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan tradisional dan selama ini pengawetan ikan yang digunakan masyarakat Pesisir Prigi adalah pendinginan dengan es dan pemindangan yang seringkali tidak mampu mengcover semua produksi perikanan, karena jika musim baik dalam sehari para nelayan dapat menangkap ikan 100 hingga 200 ton ikan yang terdiri dari ikan layur, ikan tuna, dan ikan tongkol.
Dengan latar belakang itulah, TPS bersama Universitas Negeri Malang tertarik untuk membantu sesama, agar para nelayan dapat menyimpan ikan hasil tangkapan dan kapanpun nelayan mau menjual atau memprosesnya dulu tanpa harus khawatir ikannya menjadi tidak fresh dimana harga jualnya rendah, tambahnya.
“Semoga dengan hadirnya dua unit reefer container dapat membantu para nelayan, dan kami berharap agar para nelayan dapat ikut menjaga, merawat, dan mempergunakan sebagaimana mestinya, juga memperhatikan cara penggunaan agar kontainernya awet dan bisa dipergunakan dalam jangka waktu yang lama. Kita sama-sama di matra laut harus berjaya di dunia maritim.” pungkas Dothy.
Pada kesempatan itu turut hadir Bupati Kabupaten Trenggalek Emil Elestianto Dardak, beserta jajaran SKPD di lingkungan Kabupaten trenggalek, Rektor Universitas Negeri Malang, Prof. Dr. Achmad Rofi’udin, Komisaris TPS, Eko Harijadi, dan para nelayan di pantai prigi.
Bupati trenggalek, Emil dalam sambutannya menuturkan, inilah salah satu wujud sinergi yang sangat baik dari dunia akademisi, usaha, dan pemerintah. Kalau bisa sinergi seperti ini, niscaya para nelayan nantinya bisa memiliki kehidupan yang lebih layak. Karena jika hasil melimpah, nelayan tidak perlu menjualnya dengan harga yang sangat murah pada saat itu.
“Tinggal disimpan dulu di cold storage sambil menunggu harga ikan stabil dan kualitas ikan juga tetap terjaga. Semoga tidak hanya sampai disini, kedepan kita bisa bersinergi lagi demi memajukan kehidupan masyarakat yang masih membutuhkan pada umumnya,” ujarnya.
Tidak sekedar hibah, dari penggunaan container tersebut, diharapkan para masyarakat yang jauh dari kawasan industri bisa mengetahui fungsi dan kegunaan kontainer tidak hanya untuk mengirim barang, namun bisa juga membawa barang-barang beku layaknya freezer raksasa.
Bentuk bantuan yang diberikan adalah yang dibutuhkan oleh warga pantai pesisir Prigi dengan skala prioritas. Untuk mendukung itu, pihaknya telah melakukan instalasi reefer container serta ujicoba sehingga setelah proses administrasi hibah, para nelayan langsung dapat menggunakannya. Dalam mewujudkannya, TPS menggandeng Universitas Negeri Malang, jelas M. Solech, Public Relations TPS.
Hibah reefer container adalah tindak lanjut dari penandatanganan yang berlangsung di Hall Utama Rektorat Universitas Negeri Malang (UNM) Agustus 2016 lalu dimana MOU tersebut ditandangani oleh Presiden Director, Dothy dan juga Kepala Dinas Perikanan Trenggalek, Suhadak.
“Adapun kapasitas muat container tersebut masing-masing 27.5 ton/M3, dengan titik beku minus 15 derajat celcius sudah cukup sebagai tempat pengawetan sementara untuk hasil nelayan yang belum terserap di pabrik pengolahan ikan sehingga harga tangkapan nelayan akan lebih stabil,” pungkas Solech. [ma]

Tags: