PTJ I Kerjasama dengan BPPT Bikin Hujan

Pemprov Jatim, Bhirawa
Memasuki musim kemarau, kini Perum Jasa Tirta (PJT) I kembali memulai kerjasama modifikasi cuaca dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Jika sebelumnya pernah kerjasama untuk wilayah DAS Brantas pada tahun 1997-1998 dan 2013-2014, kini kerjasama dilakukan di wilayah kerja baru PJT I yakni DAS Toba Asahan.
“Kegiatan ini dilaksanakan untuk menambah ketersediaan air Danau Toba di Sumatera Utara. Danau ini menjadi sumber air dari Sungai Asahan yang dimanfaatkan untuk pembangkitan energi listrik sebesar 7 miliar kWh/tahun, irigasi pertanian, dan pengambilan air untuk industri kertas,” kata Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan, Sabtu (20/5).
Ia menuturkan,  upaya modifikasi cuaca tersebut menjadi tugas PJT I dalam melaksanakan penugasan yang diberikan Pemerintah RI untuk menjamin ketahanan pangan dan energi. Salah satunya untuk memantapkan ketersediaan air baik di waduk maupun danau.
Kerjasama ini dilaksanakan bekerjasama dengan BPPT dan Penandatangan kontrak disaksikan Kepala BPPT,  Unggul Priyanto. Kegiatan serupa sebelumnya juga sudah pernah dilakukan di Toba tapi oleh PMA Jepang pada masa Inalum masih menjadi milik mereka.
Kepala BPPT, Unggul Priyanto menjelaskan, meskipun pada saat ini kondisi iklim masih normal, namun beberapa lembaga riset dunia dan badan-badan meteorologi beberapa negara di dunia memprediksi peluang terjadinya El Nino akan meningkat mulai pertengahan tahun 2017.
“Walaupun diperkirakan kekuatan El Ninonya masih dalam kategori El Nino lemah. Kondisi El Nino ini, secara umum akan berdampak berkurangnya curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia termasuk di Daerah Tangkapan Air Danau Toba,” jelasnya melalui rilis.
Untuk mengantisipasi datangnya musim kemarau dan prediksi adanya peluang El Nino, maka akan diterapkan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) yang rencananya akan dimulai pada 21 Mei 2017, kegiatannya akan dipusatkan di Posko TMC di Bandara Silangit yang lokasinya berhimpit dengan batas catchment Area Danau Toba bagian Selatan.
Ia berharap, kerja sama PJT1 dengan BPPT sebaiknya dikembangkan tidak hanya TMC melainkan juga monitoring curah hujan di semua daerah aliran sungai yang berada dalam kewenangan PJT1 baik menggunakan data satelit maupun pengukuran secara near-realtime.
Monitoring tersebut, kata dia, sangat bermanfaat bagi pengelolaan waduk karena selain dapat dijadikan dasar pengoperasian wadukjuga dapat dijadikan dasar kajian untuk mengetahui adanya perubahan pola dan karakteristik waduk. [rac]

Tags: