PTK Diharap Tingkatkan Kompetensi Guru

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang, Sugiono Eksantoso ketika memberikan sambutan dalam seminar Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SMA Negeri 1 Pronojiwo.

Lumajang, Bhirawa
Seminar Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh dewan guru SMA Negeri 1 Pronojiwo, mendapatkan apresiasi dari Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang, Sugiono Eksantoso. Menurut Sugiono kegiatan tersebut diharapkan mampu menjadi alat untuk menguji kompetensi guru dalam mengajar.
Para guru diharapkan untuk selalu melakukan inovasi-inovasi dan kreasi dalam mengajar disekolah diantaranya yaitu dengan karya tulis ilmiah yang didasarkan pada sebuah penelitian yang benar dan bersumber dari situasi dan kondisi siswa dimana mereka mengajar.
Dari hasil penelitiannya tersebut dapat dijadikan obyek pengembangan potensi dan kemampuan siswa disekolah itu dengan tepat karena karya ilmiah tersebut yang benar benar sesuai dengan kondisi riil di lapangan.
Bahkan, Sugiono menjelaskan bahwa kegiatan semacam PTK tersebut menurutnya akan diperketat dengan bentuk kegiatan seminar yang disertai dengan pendalaman untuk menghindari tindakan negatif guru, seperti copy paste atau plagiat karya ilmiah milik orang lain.
“Kegiatan seminar PTK seperti yang dilakukan di SMA Negeri 1 Pronojiwo itu sangat penting dalam rangka peningkatan kompetensi guru dalam mengajar, biar guru tidak hanya monoton dalam mengajar siswanya disekolah,”ujarnya.
Sugiono juga mewanti-wanti agar para guru tidak main main dalam membuat karya tulis ilmiah, apalagi melakukan copy paste alias plagiat, sebab hal tersebut menurutnya akan berpengaruh terhadap kenaikan pangkat dan jabatan mereka.
Sementara itu menurut Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pronojiwo,Yatim Khudlori ketika dikonfirmasi menjelaskan bahwa kegiatan PTK oleh para guru SMA Negeri 1 Pronojiwo tersebut bagian dari upaya untuk meningkatkan kompetensi guru dalam kegiatan belajar mengajar disekolah.
“Tujuan PTK yang kita lakukan adalah untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam Proses Belajar Mengajar, dan untuk mengetahui kelemahan metode pembelajaran tersebut,” ujarnya.
Yatim Khudlori juga menjelaskan bahwa pada kegiatan yang digelar lima hari yang lalu, tersebut terdapat dua agenda yang diseminarkan yaitu mata pelajaran Bahasa Inggris dan Pendidikan Agama Katolik, yang melibatkan sebagian besar guru SMA baik yang dari kota maupun di tingkat kecamatan untuk penyempurnaan penelitian tersebut.
“Guru yang ikut dari SMA di kota maupun dari SMA di pinggiran. Kegiatan Seminar ini adalah kegiatan satu-satunya yang dilakukan oleh guru SMA Negeri selain SMK,” pungkasnya. [dwi]

Tags: