PTKIN Sediakan Pagu Total 111.000 Kursi

Rektor UINSA Surabaya Prof Abd A’la memberikan keterangan seputar aturan dan pagu yang berlagu dalam Seleksi Prestasi Akademik Nasional (SPAN) dan Ujian Masuk (UM) PTKIN. [ adit hananta utama/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Peluang masuk ke Perguruan Tinggi Keagaam Islam Negeri (PTKIN) semakin besar. Sebab, kuota penerimaan mahasiswa baru tahun ini mendapat tambahan cukup besar. Dari 92.187 kursi tahun lalu, kuota bertambah mejadi sekitar 111.000 kursi. Kuota ini disebar ke 56 PTKIN se Indonesia.
Ketua Umum Seleksi Prestasi Akademik Nasional (SPAN) dan Ujian Masuk (UM) PTKIN Prof Abd A’la mengatakan, tahun ini SPAN PTKIN menyediakan pagu sebanyak 65.000 kursi. Sedangkan, UM PTKIN menyediakan pagu 46.000.
“Kami targetkan pendaftar SPAN sekitar 135.000, sementara pendaftar UM PTKIN ditarget 85.000,” kata dia, Rabu (8/2).
Tahapan jalur SPAN PTKIN sudah dibuka sejak Kamis (2/2) dengan pengisian pangkalan data sekolah dan siswa (PDSS). Proses ini ditutup 3 Maret mendatang. Selanjutnya, proses pendaftaran siswa pada 4 Maret sampai 7 April. Proses seleksi dilakukan 13-26 April, pengumuman yang lolos disampaikan 1 Mei, dan daftar ulang dibuka 23 Mei.
Untuk UM PTKIN, pendaftaran dibuka 10 April sampai 10 Mei. Pelaksanaan ujian pada 23 Mei, dan pengumuman hasil seleksi pada 19 Juni. “Tahun ini, UM PTKIN selenggarakan computer based test (CBT) dan paper based test (PBT),” ujar A’la yang juga Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya ini. Dia melanjutkan, kuota pendaftar CBT yang disediakan minimal 1.000 peserta, maksimal 1.500 pendaftar.
A’la menyatakan, tahun ini sekitar 15 PTKIN siap menyelenggarakan UM dengan CBT. Saat ini tengah dilakukan proses verifikasi dan survei lapangan calon penyelenggara UM PTKIN dengan CBT. “10 sampai 15 PTKIN ini sedang disurvei kelayakan. Jadi, kuotanya CBT belum dibagi,” terangnya.
Koordinator Sekretariat SPAN-UM PTKIN Syamsul Huda menambahkan, indikator PTKIN yang layak menyelenggarakan UM PTKIN CBT, antara lain memiliki komputer yang cukup dalam satu ruangaan dan infrastruktur IT layak. Selain itu, PTKIN ini harus memiliki sumber daya manusia (SDM) andal di bidang IT. “Ini untuk memudahkan pengawasan dan evaluasi CBT,” terangnya.
Waktu pelaksanaan ujian berbasis PBT dan CBT, kata Syamsul, dilakukan bersamaan selama satu hari. “Kalau tahun lalu UM PTKIN semuanya PBT dengan waktu dua hari. Tahun ini satu hari. Tiap mata uji diberi waktu pengerjaan selama 60 menit,” jelasnya. Dia menegaskan, tahun lalu tiap mata uji diberi waktu pengerjaan selama 90 menit.
Selain itu, lanjut Syamsul, dalam SPAN ada menu tambahan bagi siswa peserta kelas akselerasi atau yang menggunakan sistem satuan kredit semester (SKS). Tahun lalu, diakuinya, belum mengakomodir siswa-siswa tersebut.
“Sekarang kita fasilitasi dalam SPAN,” ujarnya. Untuk kuota berdasar akreditasi sekolah tetap sama dengan tahun lalu. Syamsul menyebut, lembaga dengan akreditasi A mendapat 75 persen, akreditasi B 50 persen, akreditasi C 30 persen, dan akreditasi lainnya 10 persen. SPAN tetap mempercayai sekolah atau madrasah,” tandasnya. [tam]

Tags: