PTN Baru Bangun Komitmen Dirikan LSP

Surabaya, Bhirawa
Upaya melakukan sertifikasi profesi tidak hanya gencar dilakukan oleh peserta didik di jenjang menengah kejuruan, SMK. Di perguruan tinggi, hal serupa juga mulai digencarkan dengan membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).
Seperti halnya yang dilakukan 28 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) baru di Indonesia. Mereka membangun komitmen bersama untuk mendirikan LSP. Hal ini menjadi keputusan dalam rapat koordinasi PTN baru se-Indonesia di UPN Veteran Jatim, Selasa (20/6).
Rektor UPN Veteran Jatim Prof Teguh Soedarto mengungkapkan, pendirian LSP merupakan upaya untuk mempersiapkan lulusan memasuki persaingan dunia kerja.
“Kami memahami harus menyiapkan lulusan perguruan tinggi untuk bersaing di dunia kerja. Untuk itu saat ini kami mendatangkan BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) untuk memberikan sosialisasi pentingnya  sertifikasi dan LSP,” jelasnya.
Untuk menyiapkan LSP, UPN Jatim juga telah menyesuaikan kurikulum sesuai dengan standarisasi penilaian sesuai dengan persyaratan BNSP. Jadi selesai menyelesaikan kuliah, mahasiswa bisa memenuhi kriteria dalam ujian sertifikasi.
“Nantinya LSP tingkat 1, digunakan untuk alumnus UPN. Saat ini sudah dilakukan visitasi fasilitas dan tim yang melakukan kajian di unit LSP yang direncanakan di gedung rektorat,” ujarnya.
Kantor LSP ini, sudah menyiapkan 213 skema profesi. Skema ini sudah mengcover seluruh prodi di UPN. Selain itu, sudah ada 62 dosen yang jadi asesor setelah pelatihan di BNSP.
Selain mendapat sosialisasi terkait pembentukan LSP, 28 PTN ini mewakili 36 PTN baru yang dibentuk sejak 2010 hingga 2014. Dalam kesempatan itu mereka juga mendeklarasikan diri sebagai kampus nasionalisme dan Bela Negara.
Dikatakan Teguh, deklarasi bela negara merupakan bentuk komitmen perguruan tinggi sebagai sumber pemahaman ideologi pancasila,UUD 1945 dan dasar negara lainnya.
Ketua Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri Baru, Prof Syafsir Akhlus menjelaskan, pembentukan LSP sebagai bentuk mendekatkan hasil dari perguran tinggi dengan kebutuhan dan permintaan pasar.
“Sering tidak ada link and match antara PTN dengan Industri. Salah satunya karena putusnya komunikasi. LSP ini akan menjembatani komunikasi ini,” jelas rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjung Pinang,Kepulauan Riau ini.
Ia juga menekankan agar PTN baru bisa meningkatkan kualitas akademik dan sarananya. Sehingga bisa sejajar dan mengejar prestasi PTN lainnya. Sementara itu, terkait deklarasi bela negara, ia mengungkapkan hal ini sebagai upaya akademisi untuk mengembalikan ideologi yang mulai luntur. “Kami dari kampus ingin meneguhkan kembali sebagai kampus bela negara. Bela negara tidak harus dimasukkan dalam mata kuliah langsung, tetapi semangat bela negaranya,” pungkas dia. [tam]

Rate this article!
Tags: