PTPN Fokuskan PMN Rp 975 Miliar untuk Hilirisasi Produk Turunan Tebu

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
PT Perkebunan Nusantara X akan memfokuskan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp975 miliar untuk hilirisasi produk turunan tebu, seperti bioetanol dan listrik yang akan diseriusi dalam dua hingga tiga tahun ke depan.
Direktur Utama PTPN X Subiyono di Surabaya, mengaku berterima kasih kepada pemerintah atas suntikan dana melalui PMN, dan optimistis akan memperkuat kinerja industri gula dengan berbagai turunan produknya.
“Kami berterima kasih kepada pemerintah yang telah menyuntikkan dana PMN. Penyertaan modal ini membuktikan komitmen pemerintah untuk mewujudkan industri berbasis tebu yang terintegrasi,” ucapnya.
Ia menjelaskan, suntikan dana itu akan difokuskan untuk pengembangan produk hilir tebu berupa pabrik bioetanol dan pembangkit listrik serta peningkatan kapasitas pabrik di tiga pabrik gula (PG), yakni PG Ngadiredjo (Kediri), PG Tjoekir (Jombang) dan PG Gempolkerep (Mojokerto).
“PTPN X akan berinvestasi sebesar Rp1,469 triliun untuk ketiga PG itu, dan pemerintah telah menyuntikkan dana Rp975 miliar, sisanya akan dicarikan dari pinjaman pihak ketiga,” katanya.
Ia mengatakan, keberadaan industri gula saat ini harus mulai bergeser menjadi industri berbasis tebu dan terintegrasi dengan melakukan diversifikasi produk. “Tak boleh lagi industri gula hanya menghasilkan produk gula semata. Berbagai produk turunan tebu seperti bioetanol dan listrik harus mulai diseriusi,” katanya.
Selama ini, kata Subiyono, keberadaan ampas tebu hanya dijual murah untuk pakan ternak dan pellet untuk bahan bakar. “Namun apabila dioptimalkan untuk “cogeneration” atau diolah menjadi sumber energi tentunya akan mempunyai nilai tambah yang jauh lebih besar,” katanya.
Subiyono menyebut, PTPN X mempunyai potensi kelebihan ampas tebu sebesar 280.000 ton per tahun yang bisa menjadi bahan bakar pembangkit. “Ampas tebu itu adalah bahan bakar alami. PG bisa menghasilkan ampas jika efisien dan kinerjanya optimal, dan ampasnya bisa digunakan untuk menggerakkan mesin, sehingga lebih hemat,” katanya.
Oleh karena itu Subiyono mengaku harus segera memulai proyek itu, sebab Indonesia sudah jauh ketinggalan dengan beberapa negara terkait hal ini, padahal potensinya cukup besar. “Di Brazil, pabrik gulanya sudah mempunyai cogeneration berkapasitas lebih dari 3.000 MW dan di India lebih dari 2.000 MW,” katanya.
Ia mengatakan, potensi pengembangan cogeneration PTPN X akan menghasilkan listrik sebesar 50 Mega Watt (MW) dengan total pendapatan mencapai Rp414 miliar per tahun, sedangkan potensi bioetanol bisa memperoleh total pendapatan Rp294 miliar dari produksi tetes tebu sebesar 4,5 persen atau 292.500 ton, yakni setara 73.125 kilo liter.
“Artinya, ke depan potensi ini sangat besar untuk meningkatkan produksi PTPN X, dan pesaingnya pun tidak ada,” katanya. [ma,ant]

Tags: