PTPN Xl Pelopori Tebu Anomali Cuaca

 Prof.-Bambang-pakar-bioteknologi-ketika-menyampaikan-pemaparan-soal-manfaat-biotek.


Prof.-Bambang-pakar-bioteknologi-ketika-menyampaikan-pemaparan-soal-manfaat-biotek.

Surabaya, Bharawa
Anomali cuaca yang sering melanda Indonesia khususnya Jatim membuat berbagai pihak untuk berlaku kreatif, bagaiman caranya agar apa yang terjadi tidak terlalu merugikan para petani.
Hal inilah yang dipikirkan oleh PTPN Xl, sebagai salah satu BUMN yang berkutat dangan masalah gula, maka otomatis ia sangat tanggap terhadap perkembangan dan keamanan tebu sebagai bahan pokok pembuatan gula, Dengan adanya perhatian khusus terhadap tanaman penghasil gula tersebut,sangat diharapkan gula di Indonesia umumnya dan Jatim lebih dari cukup sehingga tidak lagi mengandalkan impor meskipun dari segi harga relatif lebih murah dibandingkan dengan gula lokal, namun apakah lebih senang Indonesia jadi pengimpor gula selamanya.
Berangkat dari kenyataan inilah maka PTPN Xl dengan menggandeng penemu tebu tahan kering pada anomali cuaca Prof Bambang Sugiharto sehingga dengan demikian maka tidak sampai kekurangan gula pada setiap dibutuhkannya.
Nurmalasari Darsono Kaur penelitian PTPN Xl ketika ditemui disela sela silaturahmi pada acara diskusi bioteknologi di Crown Prince hotel Rabu (27/1) kemarin mengatakan, bahwa dengan adanya kerjasama tersebut, biasanya hanya menghasilkan tebu 54 juta ha/ tahunnya, namun kini bisa menghasilkan tebu 65,4 juta ha pertahunnya,,” ungkap Nurnamasari.
Dikatakan, berkat kerja sama ini maka prosukai gula di Jatim juga terjamin dan tidak pernah mengalami ada itu hal yang berarti, kerja sama dengan Benang terkait dengan tebu anomali cuaca anti kekeringan ini dimulai sejak 2002, dan PTPN Xl ini satu satunya BUMN yang diajak kerja sama pBambang sebagai penemu tebu anomali cuaca anti kekeringan ini. Sangat diharapkan kerja sama ini agar terus berlanjut agar bisa memberikan manfaat yang lebih lagi kepada masyarakat.
Bambang sendiri sebagai penemu tebu anomali cuaca anti kekeringan ini menyatakan sangat bersyukur atas apa yang susah dikerjakannya apalagi kalau nanti bermanfaat yang lebih bagi dunia pergulaan, Bambang mengaku penemuannya sebenarnya sejak tahun 1989 langkah nya sebatas akademisi baru dari kampus ka kampus baru tahun 2002 kerja dengan pihak PTPN Xl. hngga kini.
Sebenarnya yang jadi bahasan pada siang kemarin itu bukan hanya senantiasa pada tebu anti kekeringan namun jauh dari itu semua adalah bio telnpnogi yang meliputi berbagai tumbuhan san pangan seperti jagung, kentang dan lain sebagainya. Karena masalah bio teknologi ini sudah merupakan kebutuhan masyarakat ke depan.
Prof Muhammad Herman pakar bioteknologi. Mengatakan, bahwa kehadiran dari bupati ini susah saatnya karena sangat ditunggu dan diharapkan oleh maayarakat karena dengan adanya biotek ini maka sangat menolong dunia pertanian dengan prinsip aman lingkungan, aman, pangan dan aman pakan. [ma]

Rate this article!
Tags: