PU Tak Berkutik Jembatan Manyar Gresik Rusak

Jembatan Manyar Rusak (1)Gresik, Bhirawa
Kondisi Jembatan Manyar rusak parah. Selain aspal badan jembatan mengelupas, kontruksi jembatan juga goyah. Akibatnya, hapir tiap hari kemacetan selalu terjadi di jembatan satu-satunya yang menghubungkan ke Kota Gresik ini.
Sebab, setiap kendaraan yang melintas di atas jembatan itu harus mengurangi kecepatannya. Jika tidak misalnya, tak menutup kemungkinan kendaraan mereka akan terguling. Apalagi mayoritas kendaraan yang melintas jembatan itu dump truk yang memuat galian C atau tanah uruk yang dikirim ke PT Maspion.
Sementara, disisi lain volume kendaraan di jalur Pantura (pantai utara)  cukup padat. Akibatnya jika laju kendaraan tak lancar sedikit saja, kemacetan sudah tak bisa dihindari. Kemacetan itu dari arah Barat (Sembayat) bahkan mulai Desa Banyutami hingga jembatan itu. Sementara dari arah Timur, bahkan mulai dari perempatan Manyar.
Namun, sayangnya meski sudah tahu jembatan itu rusak dan menimbulkan kemacetan yang cukup parah tiap hari, Pemkab Gresik dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum (DPU) tak segera melakukan perbaikan. Haruskah menunggu jatuh korban?
Setiap kali ditanya terkait kerusakan jembatan itu PU selalu berkilah itu urusan BBPJN (Balai Besar Penangulangan Jalan Nasional). ”Itu bukan kewenangan kami untuk memperbaiki. Itu urusannya Balai Besar,” jelas Bambang Isdianto, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pemkab Gresik, Selasa (7/4),
Kalau perbaikan itu bersifat insendentil, mestinya PU bisa melakukan perbaikan demi keselamatan pengendara jalan. Apalagi PU sendiri mempunyai Tim URC (Unit Reaksi Cepat) yang bertugas untuk memperbaiki jalan rusak yang sifatnya sementara. Namun, kata Bambang, itu tetap tak bisa dilakukan. Sebab, URC itu hanya memperbaiki kurasakan jalan kabupaten dan bukan jalan nasional atau propinsi.
Menurut Bambang, kerusakan pada Jembaran Manyar itu dalam waktu dekat segera diperbaiki. Sebab, PU sudah menginformasikan kerusakan jembatan itu ke Balai Besar. ”Mungkin dalam waktu dekat akan diperbaiki,” tutur Bambang Isdianto. [eri]

Tags: