Puan Maharani: Bidan Ujung Tombak Kesehatan Ibu dan Bayi

Ketua DPR RI Puan Maharani

Jakarta, Bhirawa.
Para Bidan menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan anak diseluruh pelosok tanah air. Mereka lah yang pertama memberikn pertolongan persalinan, memastikan keselamatan ibu dan bayi.

“Sesuai amanat konsitusi, kesehatan adalah kebutuhan dasar rakyat dan pemenuhannya, dijamin oleh negara. Karena itu, pembangunan di bidang kesehatan, harus diarahkan agar pelayanan kesehatan dapat dijangkau seluruh rakyat Indonesia,” ucap Ketua DPR RI Puan Maharani dalam peringatan Hari Bidan Nasional, Kamis (24/6).

Dikatakan, dari data Ikatan Bidan Indonesia (IBI), jumlah desa di Indonesia mencapai 83 ribu. Sementara jumlah Bidan yang ada di desa hanya sekitar 30 ribu hingga 45 ribu orang. Data ini menunjukkan banyak desa masih kekurangan Bidan. Yang berdampak pada menurunnya jumlah partisipasi program Keluarga Berencana.

Padahal, lanjut Puan, berdasarkan data Ditjen Farmakes, Indonesia membutuhkan 49.662 Bidan. Dan jumlah riil Bidan, sudah mencapai lebih 146.734 orang. Artinya, INdonesia memiliki surplus Bidan sebanyak 97.072 orang.   

“Sebaran tenaga kesehatan, termasuk Bidan di Indonesia, belum merata. Persoalan ini harus diselesaikan. Kementerian Kesehatan menyebutkan, mayoritas Bidan masih ter konsentrasi di Banten, di Jawa Barat dan Jawa Timur,” ungkap Puan. 

Menurut mantan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ini, tantangan utama dalam pelayanan kesehatan saat ini adalah, belum merata nya distribusi SDM kesehatan. Bukan hanya Bidan, tetapi juga dokter, perawat, tenaga farmasi, analis laboratorium dan tenaga gizi. 

Badan PPSDM Kesehatan Banten, mencatat, rasio Bidan dan penduduk adalah 1: 42. Sedang di Jawa Barat 1: 43 dan Jawa Timur memiliki rasio Bidan berbanding penduduk cukup baik, yakni 1:64.  

Daerah-daerah lain, konsentrasi Bidan masih sangat rendah. Contohnya Bengkulu, memiliki rasio 1:198, sementara Aceh rasionya 1:232. Dalam hal ketersediaan Bidan, Kepulauan Bangka Belitung memiliki rasio terendah, yakni hanya 1: 756.   

Pemerintah, semestinya mendorong pemerataan tenaga medis, termasuk Bidan ke daerah daerah,lanjut Puan. Terutama ke wilayah terpencil. Pada masa pandemi Covd-19 ini, tenaga kesehatan sangat dibutuhkan. Apalagi Bidan berada di garda terdepan melindungi ibu hamil dan Balita.  

Pada 2017, Organisasi Kesehatan Dunia WHO mencatat, setiap hari ada sebanyak 810.000 ibu di dunia meninggal akibat persalinan. Yang menyedihkan, 94% dari jumlah yang meninggal itu terjadi di negara miskin. WHO melaporkan, penyebab langsung kematian ibu, terjadi saat dan pasca melahirkn. Sekitar 75% kasus kematian diakibatkan oleh pendarahan, infeksi atau tekanan darah tinggi saat kehamilan.

“Angka kematian ibu di Indonesianjuga ketiga tertinggi di ASEAN. Hal ini tidak boleh dibiarkan. Dengan pemerataan Bidan di berbagai pelosok daerah, diharapkan bisa menekan kasus kematian ibu melahirkan,” tandas Puan. [ira]

Tags: