Puan Maharani Puji Pemkab Malang

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani (tengah) saat mendengarkan penjelasan dari petugas BKKBN Kabupaten Malang, di Desa Poncokusumo, Kec Poncokusumo, Kab Malang.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani (tengah) saat mendengarkan penjelasan dari petugas BKKBN Kabupaten Malang, di Desa Poncokusumo, Kec Poncokusumo, Kab Malang.

(Berhasil Tekan Angka Kematian Ibu Melahirkan)
Kab Malang, Bhirawa
Penerapan Program Contra War and Surveilance yang dilakukan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kabupaten Malang dinilai berhasil oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.
“Kami memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, yang telah berhasil menerapkan Program Contra War dan Surveilance atau pemasangan alat kotrasepsi bagi wanita berisiko tinggi. Sehingga dengan program tersebut, maka akan menekan angka kematian ibu melahirkan,” kata Puan Maharani, Selasa (27/9), saat menghadiri Hari Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia, di Lapangan Desa Poncokusumo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
Menurutnya, Program Contra War and Surveilance ini, atau alat pemasangan kontrasepsi bagi wanita berisiko tinggi (Kontrasepsi Women at Risk) merupakan langkah dalam menekan kematian yang tidak hanya pada ibu melahirkan saja, bahkan bisa juga menekan kematian bayi yang dilahirkan. Sedangkan untuk suksesnya program tersebut, maka juga harus ada keterlibatan partisipasi masyarakat.
Karena tanpa ada keterlibatan aktif masyarakat, tegas Puan, tentunya program pemasangan kontrasepsi bagi wanita berisiko tinggi tidak akan bisa berjalan dengan baik.
“Untuk itu, kami berharap agar Pemkab Malang melalui Badan KB terus menerus memberikan pemahaman dan sosialisasi pada masyarakat, khususnya pada ibu hamil agar mau mengikuti program-program terkait peningkatan kesehatan,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Bupati Malang H Rendra Kresna mengatakan, keberhasilan program KB di Kabupaten Malang karena adanya Program Contra War and Surveilance atau Sutra Emas. Selain berhasil menjalankan KB lewat program tersebut, maka angka kematian ibu dan bayi bisa ditekan.
“Dengan pemasangan alat kontrasepsi, maka ibu berisiko tinggi bisa diantisipasi sejak awal,” terang dia.
Sementara, kata dia, dengan program tersebut, tentunya akan mengurangi angka kematian ibu melahirkan berisiko tinggi. Meski jumlah kematian itu relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kabupaten Malang, yang kini jumlahnya sebayak 3 juta jiwa. Dan untuk jumlah kelahiran di Kabupaten Malang kini lebih kurang mencapai 69.000 orang per tahun.
Keberhasilan Kabupaten Malang dalam menerapkan Program Contra War dan Surveilance, diharapkan akan membuat kader kesehatan terus meningkatkan kompetensi dan lebih giat lagi menjadi juru kampanye (jurkam) BKKBN.
“Karena tanpa adanya sosialisasi ke masyarakat, program ini tidak akan sampai pada masyarakat,” tegas Rendra.
Ia menambahkan, yang dimaksud wanita berisiko tinggi itu adalah memiliki penyakit seperti darah tinggi, jantung dan Tuberkulosis (TBC). Dan jika memiliki riwayat penyakit tersebut, maka harus disebuhkan dulu penyakitnya. Sehingga ibu berisiko tinggi ketika akan melahirkan bisa menunda kehamilannya, yakni dengan memakai alat kontrasepsi saat melakukan hubungan intim dengan suaminya.
Jika penyakitnya sembuh, lanjut Rendra, maka ibu bisa hamil lagi, tanpa harus membawa resiko tinggi ketika melahirkan.
“Dari hasil pendataan Pasangan Usia Subur (PUS) yang dilakukan BKKBN jumlahnya mencapai  522.800 pasangan. Dengan pendataan itu, termasuk mengetahui jumlah wanita yang berisiko tinggi, amak akan memudahkan penanganan,” pungkasnya. [cyn]

Rate this article!
Tags: