Puasa dan Komitmen Menjaga Lisan

Ani Sri Rahayu

Oleh:
Ani Sri Rahayu, Dosen PPKn (Civic Hukum) Univ. Muhammadiyah Malang
Puasa Ramadan merupakan waktu yang sangat tepat, untuk melatih setiap diri kita untuk bisa berkomitmen menjaga lesan. Pemahaman puasa Ramadan sekiranya bisa diperluas maknanya, tidak sekedar perkara menahan lapar dan haus. Namun, lebih dari itu bulan ramadan juga mengajari pada diri setiap kita untuk bisa menjaga lisan dan tulisan agar tidak menyakiti hati atau menyinggung orang lain. Melalui QS. Al Ahzab: 70, Allah SWT berfirman yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar”. Betapa pentingnya menjaga lisan, sebab bila hati terlanjur luka oleh lisan, tidak mudah menyembuhkan hati yang tergores karena ucapan.
Terlebih kita sebagai bangsa Indonesia yang dikenal sebagai negara dengan tingkat keberagaman yang sangat tinggi. Maka sudah semestinya, segala lisan dan perbuatan kita juga harus bisa menjaga keberagaman tersebut. Setiap perbedaan yang ada tidak perlu dipersoalkan atau dibesarkan. Karena sejatinya kita sudah berbeda sejak dari lahir. Mari kita jadikan perbedaan ini sebagai anugerah yang harus dijaga.
Negeri ini sangat butuh generasi yang cerdas, generasi yang bisa mengembangkan negerinya dengan tetap mengedepankan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan. Indonesia adalah negara dengan tingkat keberagaman yang sangat tinggi. Terlebih di zaman modern, ketajaman lisan kadang juga mewujud dalam aktivitas di media sosial melalui status-status yang ditulis.
Memberikan reaksi di medsos secara priktis memang mudah. Anonimalitas dan ketidakhadiran secara fisik, membuat orang bisa dengan sembarangan mengomentari orang lain di medsos. Orang tidak perlu bertemu, tapi dosa itu sudah dilakukan dan akibatnya pahala berkurang bahkan hangus. Sudah semestinya, sebagai umat Islam membuat status di media sosial yang tidak menyinggung orang lain. Jika kita bisa menjalankan hal tersebut, keberagaman ini akan terasa indah. Sebaliknya, jika diantara kita terus menebarkan api kebencian dan kebohongan, yang terjadi justru potensi konflik di sekitar kita. Sudah banyak contoh yang bisa kita jadikan pembelajaran.
Jadi semakin jelas bagi kita bahwa salah satu adab yang harus kita perhatikan ketika berpuasa ialah dengan menjaga lisan dari perkataan yang tidak mengandung faedah atau manfaat sedikitpun. Misalnya menjaga diri dari perkataan kotor, menggunjing orang lain dan lain sebagainya yang tidak ada faedahnya. Hal tersebut, memang tidak termasuk perkara yang membatalkan puasa, namun dapat mengurangi pahala puasa seseorang. Lebih baik selama Ramadan kita pergunakan lisan kita untuk selalu mengucapkan tasbih kepada Allah SWT.
Karena itu, pahamilah Ramadan dengan baik dengan menjaga keseluruhan dari diri kita entah fisik maupun bathin. Termasuk berkomitmen menjaga mata, mulut dan hati kita dari hal-hal negative. Dengan begitu kita bisa mendapat pahala tertinggi dari Allah dan inshaAllah kita akan dipertemukan dengan Ramadan tahun depan. [*]

Rate this article!
Tags: