Puasa dan Perempuan

Muzayyinatul HamidiaOleh :
Muzayyinatul Hamidia
Mahasiswi Program Master Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Islam Malang

Umat muslim seluruh dunia tengah menjalani ibadah puasa. Puasa yang secara definitif  menahan diri dari makan, minum dan aktivitas seksual dari subuh hingga maghrib pada dasarnya telah memberikan pengaruh pada hampir seluruh aspek kehidupan manusia, baik dalam dimensi spiritual-emosional, fisik-psikis dan  tatanan sosial-ekonomi. Lebih menariknya lagi ibadah puasa juga memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan para kaum hawa sebagai aktor utama dalam urusan domestik seperti menyiapkan menu sahur dan buka puasa keluarga. Namun justru melalui hal remeh-temeh inilah perempuan akan berhasil merasakan power puasa yang berpengaruh pada beauty, brain and behavior-nya.
Di bulan puasa, sifat “multitasking” perempuan dituntut lebih dari bulan-bulan yang lainnya. Apapun profesi perempuan-karier atau ibu rumah tangga, Ramadhan adalah moment yang tepat untuk belajar dan bekerja dalam satu waktu, sekaligus suasana yang tepat untuk merawat kecantikan dan meningkatkan kualitas kepribadian dalam satu waktu. Dan hal ini berlaku bagi semua tingkatan usia baik itu pelajar, mahasiswa, perempuan pekerja atau ibu rumah tangga.
Namun moment ini akan hilang begitu saja, bahkan sama sekali tanpa makna selama perempuan memandang kesibukan domestiknya di bulan puasa hanyalah ritual tahunan biasa. Atau bahkan sebaliknya beranggapan bahwa moment puasa adalah ajang untuk mengikuti gaya hidup, seperti buka puasa di restoran mewah atau mencari baju lebaran hingga keluar negeri. Dari itu perempuan dituntut untuk belajar mengambil sari pati puasa dan keterlibatan perempuan di dalamnya.
Secara impilisit di bulan puasa, perempuan dididik untuk bisa menjadi seorang ahli keuangan sekaligus ahli gizi, bagaimana tidak, perempuan bertanggung jawab dalam hal menyiapkan menu makan sahur dan buka puasa yang bergizi tinggi, namun juga harus tetap mengelola keuangan keluarga dengan baik, sehingga tidak terjadi defisit. Maka di moment inilah perempuan bisa belajar banyak hal terkait urusan domestiknya serta meningkatkan daya kecerdasannya.
Puasa juga mengajarkan perempuan untuk menjaga amarah atau tetap dalam kesabaran. Sebagai seorang multitasker, perempuan karier yang tetap beraktivitas di ruang kerja pada bulan puasa juga harus tetap melakukan pekerjaan domestiknya dengan baik. Kesibukan di ruang kerja atau deadline pekerjaan yang menumpuk bukan malah dijadikan alasan untuk tidak menyiapkan makan sahur keluarga.
Dalam beberapa kasus, khususnya pada bulan-bulan biasa, tidak sedikit perempuan yang memilih membeli makanan di luar daripada memasak sendiri di rumah, karena alasan sibuk di kantor. Maka bulan puasa adalah moment yang tepat bagi perempuan karier untuk meningkatkan perhatian, kasih sayang dan kebersamaan dengan keluarga dengan cara memasak sendiri di rumah, hal ini memang terasa berat, namun justru latihan di saat bulan puasa inilah yang akan menjadikan perempuan lebih cekatan baik dalam urusan domestic dan pekerjaan kantor untuk 11 bulan berikutnya.
Selain itu, menyiapkan menu sahur dan buka puasa adalah salah satu bentuk ibadah perempuan yang nampak remeh, namun justru sangat bernilai di mata Allah. Hal ini tercermin dalam sebuah hadist dikatakan bahwa Rosulullah bersabda, “Siapa yang menyediakan makanan berbuka bagi orang puasa, baginya pahala seumpama pahala bagi orang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahalanya (orang yang berpuasa itu)” (HR. Tirmidzi).
Secara lahiriah, semua perempuan di dunia ini selalu ingin terlihat cantik, maka tak heran jika perempuan sering termakan oleh rayuan iklan kecantikan. Ketika memasuki bulan puasa, banyak diantara perempuan, khususnya yang sedang melalukan program diet merasa senang dengan kedatangan bulan penuh berkah ini, karena selain untuk ibadah, puasa diyakini untuk mengurangi lemak di dalam tubuh sehingga bisa menambah kepercayaan diri dan kecantikan perempuan.  Namun, hal ini pulalah yang perlu dikritisi sendiri oleh perempuan, setiap perempuan harus belajar memaknai kecantikan dalam persfektif puasa. Bukan hanya memandang puasa untuk menambah kecantikan lahiriah, tetapi juga kecantikan rohaniah atau dari dalam (inner beauty).
Puasa telah mendidik dan mengajarkan banyak hal kepada perempuan, sekarang tinggal perempuan mau belajar atau tidak darinya. Jika perempuan berhasil memaknai puasa melalui pekerjaan domestiknya dengan baik, maka perempuan benar-benar akan menuai hikmah puasa, sehingga ia akan menjadi perempuan yang cantik, cerdas, dan berakhlaq tidak hanya dimata manusia, namun juga di mata Allah. Semoga!

                                                                                                    ——————- *** ——————

Rate this article!
Puasa dan Perempuan,5 / 5 ( 1votes )
Tags: