Puasa Mengajarkan Hidup Hemat

Oleh :
Novi Puji Lestari
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

Bulan Ramadan adalah suatu momen atau waktu yang tepat untuk melawan hawa nafsu. Itu artinya, saat puasa Ramadan ini setidaknya tidak hanya termaknai dengan menahan lapar dan haus dengan berpuasa, tetapi juga menahan dorongan-dorongan untuk melakukan hal-hal yang mungkin saja tidak bermanfaat untuk kita. Salah satu upayanya adalah dengan berhemat. Mungkin banyak dari kita berpikir bahwa berpuasa itu sudah hemat karena anggaran makan yang menurun. Nyatanya, tidak jarang dari kita malah lebih boros di bulan puasa. Terkait pemborosan, Allah SWT berfirman, Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al Isra: 26-27).

Dilanjutkan, dengan QS As-Syu’araa: 150-152 Allah SWT berfirman, “Bertakwa dan taatlah kalian kepada Allah. Jangan kalian menaati perintah orang-orang yang suka berlebih-lebihan, yaitu orang-orang yang sering melakukan kerusakan tanpa mau memperbaikinya”. Oleh sebab itu, Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya supaya tidak menghambur-hamburkan harta secara boros. Pemboros adalah saudara setan. Sebagaimana termaktub dalam firmanNya QS. Al Isra ayat 26-27, artinya: “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

Melalui ayat tersebut, semakin menegaskan bahwa puasa Ramadan bisa jadi cara efektif melatih diri hidup hemat, sederhana dan secukupnya. Karena itu, ibadah puasa yang kita lakukan sesungguhnya mengajarkan bagaimana hidup hemat dan tidak berlebih-lebihan. Oleh sebab itu, puasa yang kita lakukan mestilah jauh dari belenggu sifat setan yang suka berboros-ria dan menghambur-hamburĀ­kan untuk hal yang tidak penting. Terlebih era e commerce dan era digital saat ini menjanjikan dan menyediakan banyak hal yang serba modern membuat kita terseret dalam permainan dunia yang kita ciptakan sendiri.

Salah satunya melalui tersedianya banyak toko online, penjualan online berbagai produk, supermarket, swalayan, dan pusat perbelanjaan yang megah dan menyediakan berbagai jenis makanan, minuman, pakaian dan sebagainya membuat kita sulit menolaknya, lantas terjerumuslah untuk menghambur-hamburkan uang untuk kebutuhan yang bukan prioritas. Allah SWT berfirman dalam QS Al A’raf ayat 31: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

Maka belajar dari ayat itulah, saatnya Ramadan kali ini kita bisa menjadikan momen pengekangan diri dari segala macam keinginan hawa nafsu negatif, dengan mengurangi makanan atau minuman. Karena orang yang terlalu banyak makan dan minum, maka nafsu atau keinginannya untuk berbuat hal-hal negatif memiliki potensi cukup besar isa muncul. Untuk itulah, sebagai langkah kontrol terhadap keinginan-keinginan tersebut, Allah SWT mewajibkan puasa. Dan, selain itu perlu kita pikirkan kembali bahwa puasa bukan hanya menahan diri dari rasa lapar dan dahaga saja, tapi juga dari sifat boros. Kita harus memulainya dari sekarang tepat di bulan puasa ini, sehingga nanti kita akan terbiasa hidup sederhana mengutamakan yang penting dan tidak mengikuti hawa nafsu saja.

Cara yang bisa kita lakukan adalah becermin pada fakir miskin dan anak yatim piatu betapa sulitnya mereka mencari sesuap nasi, maka kita mesti menghargai hidup yang diberi limpahan rahmat oleh yang Mahakuasa. Daripada menghamburkan uang untuk hal yang tidak penting dan mengarah pada sifat setan alangkah baiknya berbagi kepada yang memang membutuhkan. Bila kita sudah bisa dan mau menjalankan puasa dengan menahan lapar dan dahaga maka selanjutnya jadikanlah ajang pelatihan meningkatkan daya diri agar tidak boros alias bisa berhemat dalam segala hal.

Rate this article!
Tags: