Puasa Menuju Perbaikan Karakter

Asri Kusuma Dewanti

Oleh :
Asri Kusuma Dewanti
Pengajar FKIP Universitas Muhammadiyah Malang

Puasa adalah pelatihan menuju perbaikan karakter melalui intropeksi diri. Selain itu pula, secara implisit Imam Ghazali ingin memberi pesan moral agar puasa umat Islam dari tahun ke tahun semakin meningkatkan ketakwaan. Sebab, jika kualitas puasa tidak pernah beranjak dari level puasa awam, maka orang tersebut termasuk kategori mukmin yang merugi.
Ibarat latihan, puasa yang tidak meningkat levelnya dari tahun ke tahun, berarti latihan selama sebulan penuh menjadi tidak ada artinya. Sebuah latihan disebut berhasil jika melahirkan peningkatan yang signifikan, baik secara spritualitas maupun sosial. Semua itu mengingat puasa adalah kombinasi dari latihan disiplin fisik, disiplin moral, dan disiplin spiritual.
Lebih dari itu, puasa juga mengajarkan kita untuk terlatih dengan disiplin spiritual. Berbagai jenis ibadah sangat dianjurkan dalam bulan puasa, mulai dari membaca Alquran, salat sunah, khususnya tarawih, i’tikaf, hingga amal ibadah yang berdimensi sosial, seperti infak, zakat, dan sedekah.
Amalan-amalan itu begitu dianjurkan dengan pahala yang begitu besar. Merujuk dalam hadis qudsi dinyatakan: “Setiap kebajikan mendapat pahala 10 hingga 700 kali lipat, kecuali puasa itu sendiri. Itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.” (HR Al-Bukhoriy dan Malik). Masih banyak sekali ayat dalam Al Quran yang secara eksplisit maupun implisit menganjurkan amal saleh.
Begitu kuatnya penekanan Alquran terhadap iman dan amal salih ini, sehingga secara implisit ingin ditegaskan bahwa iman tanpa amal saleh tidak ada artinya. Toshihiko Izutsu (1983), seperti dikutip Izza Rohman Nahrowi (2008), melukiskan kaitan antara iman dan amal saleh ‘seperti bayangan yang mengikuti bentuk bendanya’.
Puasa yang dilakukan sepenuh hati tidak hanya dapat melahirkan pribadi yang matang secara moral dan spiritual, tetapi juga memiliki kepekaan dan kepedulian sosial. Insyaallah, besar kemungkinan jika kita mampu mengaktualisasi semua itu secara sungguh-sungguh, ikhlas dan konsisten setiap pribadi ini akan menggapai mahfiroh yang telah dijanjikan oleh Allah SWT.
Semoga melalui puasa Ramadan tahun ini setiap diri ini mampu mengintropeksi diri secara totalitas, sehingga besar harapan setiap diri ini pula mampu membuahkan perubahan mental spiritual, sosial, moral, dan kemanusiaan ke arah yang lebih positif, konstruktif, dan produktif yang bisa membawa perbaikan ahklak bangsa ini. ***

Rate this article!
Tags: