Publik Dukung Jokowi Pimpin PDIP

16-partaiJakarta, Bhirawa
Pengamat politik Center for Strategic and International Studies (CSIS) J. Kristiadi mengatakan tanpa ada proses kaderisasi dan regenerasi yang benar maka partai politik akan “membusuk” dengan sendirinya.
“Tidak mungkin partai jadi besar tanpa regenerasi, pasti terjadi ‘pembusukan’, karena organisasi yang hanya didirikan untuk kepentingan para pendirinya pasti ‘busuk’. Jangankan partai, negara pun busuk, contohnya Uni Soviet,” kata J. Kristiadi dalam diskusi bertema regenerasi kepemimpinan yang digelar lembaga riset Cyrus Network di Jakarta, Senin (15/12) kemarin.
Belakangan ini terjadi masalah kebuntuan regenerasi dalam sejumlah partai politik. Menurut J. Kristiadi, kebanyakan orang yang sudah ada di dalam partai sangat terpesona dengan glamornya kekuasaan.
Dia mengatakan hampir tidak ada orang partai yang mengajarkan anak muda secara benar sebagai wujud proses kaderisasi dan regenerasi.
“Yang paling berat dalam regenerasi adalah niat untuk melakukan kaderisasi dan regenerasi yang benar. Kalau ambil yang cantik, tidak ada apa-apanya itu merusak partai,” ujar dia.
Kristiadi menilai proses regenerasi sudah terlihat terjadi di PDIP dengan keputusan Megawati Soekarnoputri menunjuk Joko Widodo sebagai calon presiden dalam pilpres lalu. Dia menekankan apabila hal itu diteruskan maka akan menjadi sesuatu hal yang luar biasa bagi PDIP.
“Megawati sudah mulai membuka diri bahwa PDIP presidennya bukan dari trah Soekarno. Kalau diteruskan menurut saya akan menjadi partai besar, tapi ini tidak mudah,” tutur dia.
Sementara itu dalam kesempatan itu, lembaga riset Cyrus Network turut memaparkan hasil surveinya bahwa masyarakat memandang regenerasi sebagai faktor penting dalam partai politik saat ini.
Dalam survei disebutkan bahwa PDIP dan Golkar harus melakukan proses regenerasi kepemimpinan karena dalam dua partai tersebut tersedia kader yang mumpuni menjadi ketua umum, termasuk Presiden Joko Widodo dari PDIP. Sedangkan bagi Gerindra dan Demokrat, survei menunjukkan bahwa sejauh ini, meskipun sudah muncul nama-nama kader yang potensial sebagai pemimpin partai, namun kharisma ketua umum saat ini yakni Prabowo Subianto dan Susilo Bambang Yudhoyono dinilai belum ada yang mampu menggantikan.
Berdasarkan hasil survei tatap muka yang dilakukan Cyrus Network pada 1-7 Desember 2014 lalu terhadap 1.220 responden, yang tersebar di 122 desa dari 33 provinsi, dukungan terhadap Jokowi sebagai ketua umum lebih besar dibandingkan dukungan terhadap Megawati Soekarnoputri maupun Puan Maharani.
“Dibandingkan tokoh-tokoh PDIP lainnya, dukungan terhadap Megawati untuk menjadi Ketua Umum hanya sebesar 16 persen atau lebih rendah dari Puan Maharani 18 persen dan Jokowi 26 persen,” ujar Hasan Nasbi dalam pemaparan hasil riset di Jakarta, Senin (15/12) kemarin.
Dalam konstituen PDIP sendiri dukungan terhadap Jokowi 28 persen, atau lebih tinggi dari Megawati sebesar 23 persen dan Puan Maharani 17 persen.
Hasan mengatakan temuan ini mengindikasikan bahwa separuh pendukung PDIP mulai melihat bahwa regenerasi di partai ini adalah sesuatu yang penting untuk ditindaklanjuti. [ant.ira]

Keterangan Foto : Pengamat politik CSIS J. Kristiadi (kiri) bersama Politisi Partai Demokrat Marzuki Alie (kanan) menjadi pembicara pada rilis survei Cyrus Network di Jakarta, Senin (15/12) kemarin.

Rate this article!
Tags: