Publikasi Internasional Kendala Meraih Guru Besar

Ali Ghufron Mukti, Dirjen SDID Kemenristekdikti memberikan paparan di Unitomo.

Dorong Produktifitas Publikasi, Tawarkan Kelas Profesor
Surabaya, Bhirawa
Percepatan jabatan fungsional dosen Lektor, Lektor Kepala dan Profesor masih mengalami kendala yang signifikan bagi Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Hal itu tidak lain karena persoalan administrasi saat pengajuan publikasi. Menurut Dirjen Sumber Daya Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi (SDID), Kemenristekdikti, Prof Ali Ghufron Mukti kendala utama yang umumnya dihadapi Lektor Kepala dan Professor ketika pengajuan adalah persoalan publikasi pada jurnal bereputasi. Oleh karena itu diperlukan komitmen baik di perguruan tinggi maupun dosen.
“Ada beberapa program yang kami tawarkan untuk mendorong dosen yang sudah lektor kepala dan profesor untuk terus produktif,” ungkap dia usai mengisi workshop percepatan jabatan fungsional Lektor, Lektor Kepala dan Professor di hadapan 100 dosen Universitas Dr Soetomo (Unitomo), Selasa (28/5)
Diantaranya, kata dia, adalah program perenungan dosen. Artinya, dosen ada waktu untuk merevisi penelitiannya dan bisa berinovasi di beberapa bidang yang kemudian akan dilakukan publikasikan.
“Kita juga memberikan insentif bagi dosen yang mau untuk meneliti dan menulis. Karena dosen minimal S3 pun sekarang harus menulis jurnal international,” tutur dia.
Dikatakan Prof Ali, saat ini kebutuhan professor di Indonesia mencapai sekitar 22 ribu hingga 24 ribu. Namun hanya baru bisa mencapai target 5.550 profesor. Untuk mendorong percepatan tersebut, ia mengatakan beberapa langkah yang akan dilakukan adalah didirikannya program kelas profesor dan program peningkatan kompetensi.
“Secara kualitas kita sudah melampaui Thailand dan Singapora. Kalau konsisten kita akan bisa melampaui Malaysia,” urainya.
Di akhir tahun, sambung dia, pihaknya akan memberikan evaluasi bagi percepatan jabatan profesor dimana akan dilakukan kontroling berapa publikasi yang dilakukan profesor. Apakah sudah memenuhi target atau belum.
“Dengan kata lain kita terus berupaya dalam mendorong dan menstimulasi agar mereka tetap aktif dan produktif menulis. Sekalipun menjadi rektor tetep harus aktif dan produktif menulis. Bisa mebimbing mahasiswanya juga,” papar dia.
Sementara itu, Rektor Unitomo Bachrul Amiq mengungkapkan saat ini profduktifitas Guru Besar dan Lektor Kepala di Unitomo sendiri masih rendah. Dari sekitar 280 dosen, hanya 75 persen asisten ahli dan lektor. Oleh karena itu, pihaknya akan membentuk divisi khusus yaitu Kasubag Pengembangan Karir.
Di mana nantinya akan bertugas untuk pengecekan administratif pengajuan jabatan fungsional dosen lektor dan lektor kepala. Kedua, pihaknya akan membentuk tim percepatan karya ilmiah dosen untuk pendampingan dosen dalam menembus publikask international.
“Dengan dua langkah ini, prosentase lektor kepala dan gubes diharapkan ada hasilnya. Kita targetkan dalam tahun, dosen lektor kita ada 10 dan guru besar kita, punya tambahan tiga orang lain dari empat guru besar yang kami punya,” pungkas dia. [Ina]

Tags: