Puisi – puisi Fiana Winata

Kutulis Kau Sebagai Kenangan

Oleh:
Fiana Winata

Bertemu denganmu bukanlah mauku
Ada rasa yang mulai menggebu
Menelusuri jejakmu yang berliku
Bahkan kita pun terlena dalam sendu
Menggapaimu adalah ragu
Karena dalamnya luka masa lalu
Tapi narasimu selalu memburu
Walau bayangmu menjauhiku
Kubangun pondasi rindu
Kuciptakan istana berukir namamu
Kupikir itu dirimu
Tapi takdir menyadarkanku
Angin malam menyadarkan dalam sendu
Memeluk hangat dalam dingin yang kelu
Membisikkan sabar di telingaku
Merawat semua lukaku
Runtuh sudah pengharapanku
Tak lagi ada kisah itu
Kau memaksaku menghapus jejakmu
Kenanganku terkubur bernisankan namamu

Meraba Dalam Samar

Oleh:
Fiana Winata

Masih kubaca pesonamu
Dalam diam kuukir namamu
Berjuta asa menghampiriku mengisahkan tentang temu
Begitu jelas dan membuatku candu
Rasa ini menyulitkanku
Debarannya masih abu-abu
Ingin kutuntaskan jamuan rindu
Tapi bayangmu menjauhiku
Aku berperang dengan nalarku
Anganku kisahkan temu yang haru
Bersepakat dengan orasi yang menggebu
Membangun istana cinta yang biru
Masa pun telah berlalu dan semua meruntuhkan anganku
Saat sepi memelukku kaudatang namun ragu mendekapku
Bersamamu adalah inginku
Tapi aku meraba samar dalam cintamu

Tentang Kau, Aku, dan Perasaan

Oleh:
Fiana Winata

Kau yang menyapa dibalik sunyi
Memberi rasa yang sulit kumengerti
Bicaramu seolah pasti
Membangun pondasi rindu untuk kembali
Aku yang tak lagi menyukai pelangi
Hadirnya sesaat lalu kembali pergi
Rasa yang kupupuk tak mudah tumbuh lagi
Hilang seiring waktu yang menghampiri
Berkisah tentang rasa yang kaupuji
Tak lagi mudah kuyakini
Lalu kisahnya harus terhenti
Meruntuhkan pondasi yang melangit tinggi
Tentang aku dan kau hanyalah ilusi
Tentang aku dan rasa ini adalah angin yang sepi
Asa yang membumbung tinggi terhempas lagi
hancur bersama rasa yang tak lagi kumiliki

Lukisan Abstrak

Oleh:
Fiana Winata

Tak pernah kumeminta sebelumnya
Hadir dan datang begitu saja
Rangkaian kisah berbalut dilema
Tapi akhirnya kita ada
Bersamamu kujalani semua
Merangkai kisah berharap bahagia
Kupikir kita abadi selamanya
Tapi takdir tetaplah nyata
Kulupa abadi milik Tuhan semata
Masa merenggut asmaraloka
Melupakan yang telah tertata
Sambil menata pondasi jiwa
Kini sepi kembali menyapa
Dulu tak pernah kupinta
Kini lirihku untukmu dalam doa
Memintamu dalam hening yang berdusta
Berlinang dihamparan sajadah berwarna jingga
Berharap kaukembali menyapa
Walau hadirmu tak bisa kulihat nyata
Hadirmu bagai lukisan abstrak untuk setiap hamba

Bismillah Bersamamu

Oleh:
Fiana Winata

Bertemu tanpa sebab sengaja
Saling menyapa lewat dunia maya
Tanpa kuduga sosokmu adalah nyata
Sempat derana dan ragu dalam sapa
Tapi tangan kasih-Nya bekerja penuh pesona
Aku yang layu karena jalannya
Tapi tanganmu menyambut manja
Berkisah tentang diksi yang pernah kutata
Tanpa sengaja berlalu begitu saja
Tapi Maha Cinta pengatur segalanya
Jika ini cinta maka biarkan memenuhi relung jiwa
Jika ini akhirnya maka biarkan halal sebab pertemuan kita

———– *** ————-

Tentang Penulis :
Fiana Winata.
Wanita kelahiran Cirebon, Jawa Barat saat ini berdomisili di Bukittinggi. Menyukai menulis sejak usia remaja. Menulis merupakan cara yang terbaik untuk menghargai setiap kisah yang telah Allah persiapkan. Menulis tujuh buku tunggal puisi dan tiga puluh enam antologi. Tulisan sudah dimuat di media cetak dan online Indonesia dan Malaysia.

Rate this article!
Tags: