Oleh :
Tino Watowuan
Penulis Buku Antologi Puisi “SMS untuk Tu(h)an” dan buku “Sajak Terakhir”
Pada Pagi yang Masih Perawan
di sini pagi masih sangat perawan
pada pergelangan waktu
kuaduk diriku di secangkir kopi
kusesap pelan-pelan
sambil menulis selembar puisi
masih rumpang semalam
sendiri, tak ada sesiapa di sini
tetiba rupamu hilir mudik
pada kepul uap yang menguar
sekuncup bibir merekah sepagi ini
setangkai kewarasan getas
puisi enggan tuntas
bagai dendam yang terpendam
serupa candu, seperti rindu
Kb, 2023
Defenisi Gelisah
adalah gerombolan nyamuk di luar kelambu
sementara di dalamnya
insomnia tertidur pulas di kelopak mata
adalah suara nyamuk menusuk telinga
sementara di dalam kelambu
ada lelah memaksa lelap seorang diri
adalah rupa maya bergentayangan di dalam kepala
ia yang tak mampu diraih sepasang lengan
sementara di atas meja ada obat nyamuk
namun kau hanya butuh pelukan bukan baigon
Kb, 2023
Perayaan Luka
seseorang yang merayakan luka
dadanya adalah perahu nelayan
di atas tarian gelombang
ia duduk menatap langit nun jauh
tubuhnya besi dicumbui angin malam
larut tak terhirau
dibiarkannya hanyut
di dalam kamar yang berantakan
ia menjadi seorang bocah
kehilangan mobil mainan
dan air mata adalah pelukan ibu
ketika kenangan berpendar
ia hilang ke dasar sepi yang ramai
jauh tak tersentuh
Kb, 2023
Lelaki yang Patah Hati
hatinya adalah gerombolan awan pekat
hinggap di siang yang begitu menyala
pelan-pelan terbang menuju ke barat
lalu luruh menjadi hujan pada waktunya
wajahnya tampak laut pagi yang tenang
tak seorang pun yang dapat melihat
tepat di dasarnya ikan-ikan berkeriapan
di ujung malam menekuri kesunyian
kepalanya ombak memukul bibir dermaga
tenggelamlah ia ke dalam lautan nestapa
ketika sedang mereguk sebotol arak
diam-diam meneguk hatinya sendiri
mendadak ia menjelma seorang penyair
yang sedang mengunyah sajak-sajak luka
Kb, 2023
Perempuan yang Mati Rasa
hatinya rumah kosong di tengah kota
yang berusia puluhan tahun
dan hanya ada satu pintu di sana
plafon-plafon bergelantungan
perabot-perabot berserakan ke lantai
daun-daun kering menumpuk
di rumah yang tak berpenghuni itu
gembok pintunya dimakan karat
di kepalanya berdiri seorang satpam
yang mencurigai wajah-wajah asing
Kb, 2023
Tentang Penulis:
Tino Watowuan, pria kelahiran 13 juni. Tinggal di Adonara, Flores Timur, NTT. Karya sastranya berupa puisi dan prosa pernah tayang di media online dan media cetak. Buku antologi puisinya berjudul “SMS untuk Tu(h)an” (Laditri Karya, 2021). Puisinya juga tergabung dalam buku “Sajak Terakhir” (Laditri Karya, 2020)