Pulang Kampung, Kapolres Batu Janji Sering Blusukan

Kapolres Batu yang baru, AKBP Decky Hendarsono, dalam upacara pisah sambut yang digelar di Mapolres Batu, Sabtu (18/4)

Kapolres Batu yang baru, AKBP Decky Hendarsono, dalam upacara pisah sambut yang digelar di Mapolres Batu, Sabtu (18/4)

Kota Batu,Bhirawa
Sejak tahun 1988, warga Dusun Jemoyo, Desa Sidomulyo ini meninggalkan Kota Batu dan tinggal di Surabaya. Pada tahun 1997 ia dinyatakan lulus dari AKPOL dan sempat bertugas di berbagai daerah selama 27 tahun. Kini ia berkesempatan pulang ke kampung halamannya. Tak sekedar pulang kampung, ia juga menduduki pucuk pimpinan di Kepolisian Resor (Polres) Batu. Ia bertekad akan membebaskan Batu dari masalah kemacetan.
Adalah AKBP Decky Hendarsono,SIK yang kini kembali ke kampung halamannya sebagai Kapolres Batu. Mantan Kasubbid Paminal Bidpropam Polda Jatim ini menggantikan AKBP Windiyanto Pratomo yang dimutasi menjadi Kapolres Bangkalan. Windiyanto menggantikan AKBP Sulistijono yang dimutasi menjadi Kapolres Pasuruan
Sebelumnya, arek Desa Sidomulyo ini juga sempat menjabat sebagai Kasat Intelkam Polres Malang. Dan kedatangannya di Polres Batu disambut oleh para perwira tinggi setempat dalam upacara pedangpora sebagai tradisi penyambutan dan pelepasan Kapolres lama dan baru, Sabtu (18/4).
AKBP Decky Hendarsono SIK merupakan lulusan AKPOL angkatan 1997. Ia lahir dan tumbuh besar di Kota Batu. Dia dibesarkan oleh kakeknya, Sardi dan neneknya diĀ  Dusun Jemoyo, tepatnya di gang Perikanan Desa Sidomulyo Kota Batu.
“Semasa SD saya bersekolah di SDN Sidomulyo 1. Lalu saya melanjutkan ke SMPN 1 Batu dan lulus tahun 1988. Kemudian untuk masa SMA saya melanjutkannya ke SMAK Karitas III Surabaya,”ujar Decky, Sabtu (18/4). Saat itu di Surabaya ia hidup bersama orang tuanya hingga akhirnya berkesempatan menempuh pendidikan di AKPOL dan lulus pada tahun 1997.
Sebagai ‘wong Batu asli’, Decky mengaku tahu betul karakteristik dari Kota Batu. faham betul tentang keberadaan Sumber Air Gemulo yang sempat menjadi bahan pemberitaan di sejumlah media massa. Yakni, tentang protes warga yang menolak adanya rencana pembangunan hotel berbintang di area Sumber Ari Gemulo yang merupakan lahan konservasi.
Sumber Air Gemulo ini, katanya, merupakan tempat kegemarannya mandi bersama teman-temannya. Padahal saat itu di masyarakat setempat ada pantangan untuk tidak mendekati Sumber Air Gemulo. Kabar yang tersebar di warga adalah adanya makhluk gaib yang hidup di Sumber Air Gemulo.
Tetapi Decky dan teman-temannya tidak peduli. Namanya anak-anak, meskipun dilarang dia dan teman-temannya tetap mendekati sumber air tersebut dan malah mandi di sana berulang-ulang. Sebab Decky merasa penasaran dan ingin tahu tentang sumber air tersebut.
“Di sumber air tersebut, bukannya bertemu dengan makhluk menyeramkan, saya dan para temannya melihat sumber air yang jernih dan menyegarkan. Buktinya tidak ada apa-apa dan hingga sekarang saya masih hidup sehat,” kata Decky.
Dia juga menceritakan bahwa kendaraan yang istimewa di desa wilayah Bumiaji adalah cikar. Dan ia sering memanfaatkan cikar ini untuk bisa sampai ke sekolah tepat waktu. Hal ini sering dilakukan meskipun ia tak membawa uang alias menjadi penumpang gelap.
Dan karena sudah mengenal dan cinta kepada kampung halamannya, Decky bertekad akan bertugas dengan sebaik-baiknya. Decky memprogramkan akan sering terjun langsung ke masyarakat atau sering disebut blusukan untuk menjaga kamtibmas.
Selain itu, khusus untuk lalu lintas, pihaknya berupaya mencari solusi kemacetan lalu lintas. “Apalagi Kota Batu sudah dikenal sebagai Kota Wisata. Karena itu salah satu program lalu lintas adalah contra flow dan jalur satu arah pada hari libur dan pada akhir pecan,”pungkas Decky.(nas)

Tags: