Pulau Gili Labak Belum Dikelola Pemkab, Ribuan Pengunjung Terus Berdatangan

Pulau Gili Labak seluas 5 hektare dengan keindahan pasir dan terumbu karangnya menjadi magnet warga untuk berkunjung kesana. Gelombang wisatawan terus berdatangan sejak pertengahan 2014 hingga sekarang. [samsul tahar]

Pulau Gili Labak seluas 5 hektare dengan keindahan pasir dan terumbu karangnya menjadi magnet warga untuk berkunjung kesana. Gelombang wisatawan terus berdatangan sejak pertengahan 2014 hingga sekarang. [samsul tahar]

Sumenep, Bhirawa
Pulau Gili Labak, Desa Kombang, Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep Madura akhir-akhir ini menyedot ribuan pengunjung, baik warga lokal Madura, maupun luar Madura, bahkan manca negara.
Keindahan pasir putih dan kejernihan airnya serta terumbu karangnya cukup menarik para pengunjung ke pulau yang hanya seluas 5 hektare itu.  Perjalanan menuju pulau tersebut, para pengunjung harus melalui jalur laut dari Pelabuhan Kalianget atau Pelabuhan Tanjung, Saronggi dengan jarak tempuh sekitar 1,5 jam dalam kondisi normal.
Pulau yang hanya berpenghuni 35 kepala keluarga (KK) atau 105 jiwa dengan rincian, perempuan sebanyak 58 orang dan laki-laki sebanyak 36 orang dan 9 jiwa masih anak-anak itu belum dikelola oleh pemerintah kabupaten, karena memang baru beberapa tahun terakhir ini banyak pengunjung yang datang ke tempat wisata laut itu. Setiap pengunjung yang datang tetap ditarik retribusi sebesar Rp 5 ribu rupiah oleh kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang dibentuk oleh pemerintahan desa setempat. Uang retribusi itu masuk ke desa untuk pengembangan fasilitas di tempat wisata tersebut.
Meski sudah ada MCK, tapi belum tersedia air tawar. Warga setempat dan para pengunjung menggunakan air sumur yang rasanya asin untuk mandi. Tak sedikit pengunjung menggunakan air mineral yang dibelinya di toko-toko di sana untuk mandi dan cuci muka. Pemerintah juga belum memasang jaringan PDAM.
Salah satu pemandu wisata Sumenep, Syaiful Anwar mengatakan mayoritas pemandu wisata menawarkan paket berkunjung ke Pulau Gili Labak kisaran Rp 225 ribu per orang, kalau tidak bermalam. Kalau bermalam Rp 350 ribu plus berkunjung ke museum Keraton Sumenep. “Selama beberapa tahun terahir ini, pengunjung memang terus meningkat. Paling banyak pada hari libur seperti Sabtu dan Minggu,” kata Syaiful Anwar, Minggu (7/8).
Sesuai data di Disbudparpora Sumenep, jumlah pengunjung Pulau Gili Labak pada Januari 2016 sebanyak 3.063 orang, Februari sebanyak 4.082 orang, Maret sebanyak 3.151 orang, April sebanyak 2.806 orang, Mei sebanyak 4.665 orang, Juni sebanyak 101 orang, dan Juli sebanyak 5.117 orang.
“Pengunjung Pantai Pulau Gili Labak sejak Januari hingga Juli 2016 tidak hanya wisatawan nusantara, tapi juga wisatawan mancanegara, sebanyak 162 orang,” kata Kepala Disbudparpora Sumenep Sufiyanto.
Secara geografis, Gili Labak merupakan bagian dari Pulau Poteran, Kec Talango. Pulau seluas 5 hektare itu masuk wilayah RT 05/RW 03 Dusun Lembana, Desa Kombang, Kec Talango. Sumber penghasilan warga setempat itu bertumpu pada potensi laut karena pulau tersebut dikelilingi laut.
“Sementara ini di sana sudah ada Pokdarwis yang dibentuk pada 2015. Mereka yang mengelola di sana bersama desa setempat,” ujarnya.
Selain Pulau Gili Labak, di Sumenep terdapat dua pantai yang menjadi tempat wisata. Kedua pantai wisata tersebut sudah dikelola oleh pemerintah yakni Pantai Lombang, Kecamatan Batang-batang dan Pantai Slopeng, Kecamatan Dasuk. “Kami bersama SKPD terkait di Pemkab Sumenep bersinergi untuk menyiapkan program pengembangan Pulau Gililabak sebagai lokasi wisata baru,” ungkap Sufiyanto.
Ia berharap, warga setempat terus mendukung terhadap perkembangan Palau Gili Labak ini sehingga para pengunjung yang datang bisa betah berlibur di pantai yang mulai ramai pengunjung pada pertengahan 2014 itu. “Selama ini warga setempat sangat mendukung terhadap tempat wisata pantai itu, bahkan mereka sangat senang dengan banyaknya pengunjung karena bisa meningkatkan perekonomiannya,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kombang Khaliq AG menyampaikan pihaknya berharap agar pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap pembangunan di pulau tersebut guna mendukung peningkatan fasilitas pantai pulau tersebut. Sebab, selama satu tahun terahir ini, pengunjung sangat banyak bahkan dari luar negeri juga ada.
“Kalau Pulau Gili Labak ini benar-benar menjadi tujuan wisatawan, bisa menambah kesejahteraan warga setempat dan masyarakat Sumenep secara umum,” imbuh Khaliq. [sul]

Tags: