Puluhan Difabel Ikuti Pelatihan Pengolahan Makanan

Kaum difabel mengikuti pelatihan ketrampilan pengelolaan makanan di Bojonegoro. (achmad basir/bhirawa)

Bojonegoro, Bhirawa.
Sebanyak 30 penyandang cacat atau difabel di Kabupaten Bojonegoro, mengikuti pelatihan keterampilan pengolahan makanan. Pelatihan yang digelar di Balai Latihan Kerja (BLK), pada Rabu (18/1) ini, untuk membangkitkan semangat kaum difabel dalam berkarya di tengah masyarakat.
Kegiatan pelatihan warga berkebutuhan khusus ini diprakarsai ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan Pusat Inkubasi Bisnis (PIB) Bojonegoro dengan Yayasan Difabel Kabupaten Bojonegoro (YDKB). “Kegiatan ini diselenggarakan guna meningkatkan kualitas sumber daya di bidang kewirausahaan pengelolaan makanan,” ujar Arifin dari PIB Bojonegoro.
Arifin menuturkan, para anggota PDKB tersebut dilatih membuat kue karamel, kue kering, dan putri salju. Dengan mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta bisa meningkatkan produktivitas usaha makanan yang selama ini sudah mereka mulai. “Selain memberi pelatihan, EMCL juga memberi alat berupa oven,” imbuhnya.
Menurut Arifin, program ini merupakan rangkaian kegiatan pelatihan usaha produktif yang dilaksanakan oleh PIB Bojonegoro. Akan ada empat jenis pelatihan yang diselenggarakan PIB dengan dukungan penuh dari EMCL. Yaitu, Pelatihan produk olahan, Pelatihan kewirausahaan, Pelatihan usaha budidaya Jamur dan Hortikultura, serta Pelatihan Teknik Intensifikasi Lahan. “Insya Allah total tahun ini akan ada 22 kelas,” ucapnya.
Sementara itu, Kabid Pengembangan dan Penempatan Tenaga Kerja Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperindak) Kabupaten Bojonegoro, Joko Santoso menyampaikan, terima kasih kepada EMCL dan PIB Bojonegoro yang telah memberikan pelatihan kepada perkumpulan disabilitas di Bojonegoro.Bagi dia, dukungan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap disabilitas yang ada di Bojonegoro.
Dia berharap, pelatihan ini bisa dioptimalkan sebaik mungkin dan bisa dipraktekan di rumah sehingga menjadi usaha yang produktif. “Selain itu alat yang dberikan oleh EMCL bisa dimanfaat sebaik mungkin dijaga dan dirawat.Walaupun dengan keterbatasan kita tetap menggali potensi diri dan tetap semangat,” paparnya.
Ketua paguyuban difabel dari Yayasan Difabel Kabupaten Bojonegoro (YDKB). Sanawi merasa bangga bisa mendapat dukungan dalam kegiatan ini. Karena dengan keterbatasan, tutur dia, kaum difabel tetap bisa berita usaha. Hal seperti ini, bagi dia, adalah modal hidup bermasyarakat. “Orang akan berfikir sepuluh kali lipat untuk menghina kita, karena dengan keterbatasan yang kita miliki kita masih ada manfaatnya,” kata dia bersemangat. [bas]

Tags: