Puluhan Dokter Mata Dilatih Operasi Katarak Teknik ‘Phaco’

Direktur KMU dr Uyik Unari, SpM menunjukkan alat operasi yang menggunakan teknik Phaco disela-sela pelatihan.

(Operasi Katarak Tanpa Jahitan dan Tak Sakit)
Pemprov Jatim, Bhirawa
Puluhan dokter spesialis mata dari sejumlah daerah di Indonesia dilatih operasi katarak menggunakan teknik “Phaco” pada 15-16 Juli 2017 yang diselenggarakan Klinik Mata Utama (KMU). Teknik ini adalah teknik terbaru cara operasi katarak yang lebih mudah dan tidak membutuhkan waktu lama.
“Teknik ini terbaru dan canggih, yang manfaat operasi katarak berjalan 10 menit atau lebih cepat daripada biasanya, tanpa jahit, tanpa sakit dan sembuh lebih cepat,” ujar Direktur KMU dr Uyik Unari, SpM, di sela pelatihan di salah satu hotel di Surabaya, Sabtu (15/7).
Pelatihan yang diikuti dokter spesialis mata dari sejumlah daerah di Indonesia tersebut menggandeng Persatuan Dokter Mata Indonesia dan “Indonesian Society of Catkaract and Refractive Surgery”. “Materi pelatihan tak hanya teori, tapi lebih banyak dengan praktik wet laboratorium menggunakan mata babi,” ucap alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya tersebut.
Pelatihan tersebut, kata dia, karena masih sedikitnya dokter mata yang sudah bisa melakukan operasi dengan teknik “Phaco”, sedangkan di sisi lain jumlah pasien katarak semakin banyak di Indonesia. “Kami sangat berharap kegiatan ini merupakan sumbangsih KMU untuk percepatan dan peningkatan kualitas layanan operasi mata bagi masyarakat,” katanya.
Di Indonesia, teknik ini memang masih sangat sedikit. Selain pelatihannya jarang, alat untuk teknik Phaco juga sangat mahal. “Satu set alat untuk operasi teknik Phaco bisa mencapai lebih dari Rp1 miliar. Sedangkan pelatihannya dulu di luar negeri,” jelasnya.
Di sisi lain, kemampuan operasi mata di Indonesia masih di kisaran 800 mata per tahun, padahal mengutip standar “World Health Organization” (WHO), seharusnya 4.000 mata per tahun per sejuta penduduk. “Artinya, Indonesia ketinggalan sekali sehingga pelatihan semacam ini harus lebih sering digelar. Salah satu sebabnya karena mereka kini tak harus belajar ke luar negeri untuk belajar teknik ini,” katanya.
Begitu pula di Jatim, jumlah dokter mata hingga saat ini baru ada 400 orang. Sementara dokter yang bisa teknik Phaco ini baru sekitar 80 orang saja. Untuk itu, ke depan, lanjut dia, pelatihan serupa juga akan digelar sebagai tindak lanjut sekaligus sebagai peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) spesialis dokter mata di Tanah Air.
“Klinik kami, sudah tersebar di beberapa rumah sakit di Jatim. Seperti  Surabaya, Lamongan, Bojonegoro. Biaya pengobatannya juga terjangkau. Jika pasien umum yang tidak menggunakan BPJS, biayanya Rp7 juta. Tapi kalau pakai BPJS gratis. Meski begitu, jika pasien tidak mampu dan tidak punya BPJS tetap kami layani secara gratis,” ungkapnya. [iib]

Tags: