Puluhan Dokter Rela Antre Untuk Fasilitas Edukasinya

Salah satu dokter mata yang mengikuti Basic Phacoemulsification Workshop (BPW) Batch 6 di di Shangri-La Hotel Surabaya, Minggu (2/2) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi]

Teknik Operasi Katarak Hanya Butuh 15 Menit
Surabaya, Bhirawa
Penderita katarak di Indonesia terus mengalami peningkatan. Setiap tahun, kebutaan akibat katarak di Indonesia terus bertambah 0,1 persen. Kurang lebih 250 ribu penduduk Indonesia harus mengalami kebutaan karena katarak. Bahkan di Jawa Timur, angka kebutaan karena katarak pada penduduk dengan usia lebih dari 50 tahun sudah mencapai 4,4 persen.
Hal ini tentu menjadi tugas para dokter mata di Indonesia untuk bisa mengatasinya dengan cepat dan tepat untuk menekan angka kebutaan akibat katarak di Indonesia.
Sebab itu, tak heran bila banyak dokter mata di Indonesia yang kini semakin antusias mendalami operasi katarak modern Phacoemulsification untuk mengatasi penyakit mata katarak dengan cepat.
Direktur Utama Klinik Mata Utama dr. Uyik Unari, SpM(K) menyebut, operasi dengan teknik phaco ini memiliki proses yang lebih cepat, baik tindakan dan pemulihan pasien. Dimana operasi katarak ini dilakukan kurang lebih 15 menit tanpa dijahit, dan sayatan pada operasi pun lebih kecil (kurang dari 3 mm).
Banyak dokter mata rela antre untuk mendapatkan fasilitas edukasi operasi katarak modern phacoemeulsificatian ini. Salah satunya, dapat dilihat dari antusias para dokter mata di seluruh Indonesia yang mengikuti Basic Phacoemulsification Workshop (BPW) Batch 6 di di Shangri-La Hotel Surabaya, pada Sabtu (1/2) hingga Minggu (2/2), kemarin.
Peminatnya terus meningkat hingga 50 persen. Bahkan daftar tunggu untuk BPW Batch 7 sudah hampir penuh.
“Karena semakin meningkatnya kebutuhan, maka dokter spesialis mata berbondong-bondong mengikuti pelatihan atau workshop terkait Phacoemulsification. Tak hanya di luar negeri dan workshop dari berbagai lembaga di Indonesia, bahkan di salah satu universitas, teknik ini kini menjadi sebuah kurikulum,” tutur dr. Uyik.
Disela kegiatannya memberi pelatihan, dr Uyik menjelaskan, sejumlah 36 dokter mata dari berbagai kota di Indonesia yang mengikuti pelatihan operasi katarak modern ini terbilang beruntung. Beberapa diantaranya ada yang berasal dari Jakarta, Bali, Ujung Pandang dan banyak lagi. Bahkan usia tak menghalangi semangat para dokter untuk mendalami operasi katarak modern ini.
“Dokter mata yang menjadi peserta memiliki usia beragam, dari usia 30 tahun hingga 60 tahun. Karena itu, metode pelatihannya dibuat satu per satu, yakni 1 peserta 1 tutor agar mudah dimengerti dan dipandu hingga bisa,” jelas dr. Uyik.
Seiring perkembangan waktu, operasi katarak modern ini semakin dibutuhkan dan diminati masyarakat sebagai pilihan dalam menyembuhkan katarak. Karena itu, dokter dengan perawat & pendamping medisnya berbondong-bondong memanfaatkan pelatihan dari Klinik Mata Utama (KMU) yang didukung Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur ini.
“Harapannya jumlah dokter mata yang bisa melakukan operasi katarak fakoelmusifikasi (Phacoemulsification) ini bisa bertambah, mengingat pelatihan ini merupakan workshop yang memiliki Satuan Kredit Partisipatif (SKP),” tutupnya.
Sementara, salah satu peserta Fidela Olivia dari Rumah Sakit National Hospital Surabaya mengaku beruntung bisa mengikuti serangkaian Basic Phacoemulsification Workshop.
“Saya ikut ini untuk update ilmu dan menambah wawasan pada operasi katarak. Apalagi, saat ini operasi mata paling terkini ini menggunakan Phaco,” katanya.
Menurut Fidela, operasi katarak menggunakan Phaco memiliki beberapa keuntungan bagi pasien. Salah satunya yakni proses penyembuhannya semakin cepat lantaran operasinya semakin kecil. “Jadi, pasien bisa lebih cepat sembuh dan luka operasinya sangat kecil,” pungkasnya. [geh]

Tags: