Puluhan Ribu Kiai Kampung Jatim Dukung Prabowo-Hatta

DP-BBM-Prabowo-Hatta-animasi-bergerak-terbaru-presidenkuSurabaya, Bhirawa
Puluhan ribu kiai kampung yang tergabung dalam Forum Komunikasi Kiai Kampung Jawa Timur (FK3JT) mendeklarasikan diri dukungan kepada pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres  9 Juli 2014. Pasalnya, kedua orang tersebut memiliki kriteria pemimpin yang sesuai dengan keinginan kiai yakni memiliki ketegasan, lugas dan cepat dalam menyelesaikan persoalan bangsa serta sosoknya sederhana, tampil apa adanya dan bersih dari KKN.?
“Insyaallah pasangan yang ideal ini mampu menjadikan negara ini Baldatun Thayyibatun Wa Robbun Ghafur,” ujar ketua FK3JT KH Fahrur Rozi didampingi sejumlah kiai kampung dan sejumlah kiai pemangku pondok pesantren dari Pasuruan, Probolinggo, Kediri, Bondowoso, Situbondo, Sidoarjo, Bangkalan dan beberapa daerah lain di Jatim, Kamis (22/5).
Lebih jauh pemangku Ponpes Canga’ an Gempeng Bangil Kabupaten Pasuruan itu menjelaskan bahwa dukungan kiai kampung se-Jatim ini juga bagian dari “Sami’ na wa atha’ na” dengan sikap pribadi Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siraj yang mendukung pasangan Prabowo-Hatta. “Sebelum mendeklarasikan dukungan, kami juga sowan dengan para kiai sepuh, seperti KH Nawawi Abdul Jalil (Ponpes Sidogiri Pasuruan) dan KH Abdullah Kafabi (Ponpes Lirboyo Kediri). Mereka juga sepakat mendukung Prabowo-Hatta,” tegas Gus Fahrur sapaan akrab KH Fahrur Rozi?
Pertimbangan lainnya, lanjut Gus Fahrur, para kiai kampung di Jatim juga kecewa dengan PKB yang terkesan mengkhianati perjuangan dari mantan Ketua MK Mahfud MD dan Bang Haji Rhoma Irama. Padahal jasa mereka cukup besar terhadap kenaikan hasil perolehan suara PKB di Pileg 9 April 2014 lalu. “Kami kecewa karena PKB menghianati Mahfud MD dan Rhoma Irama,” jelasnya.?
Terpisah, Ketua Gerakan Penyelamat Nahdlatul Ulama (GPNU)  M Khoirul Rijal menyayangkan sikap sejumlah elit PBNU yang mempublikasikan dukungan pribadinya kepada pasangan capres dan cawapres tertentu. Seharusnya, sikap tersebut cukup disalurkan di TPS saat hari pencoblosan. “Sikap tersebut justru akan membuat bingung warga NU,” katanya.?
Menurutnya, dukungan secara pribadi secara tidak langsung akan membawa gerbong organisasi NU, karena sebagian besar masyarakat nahdliyin belum mampu membedakan mana sikap pribadi pengurus NU dan sikap organisasi NU. Fanatisme masyarakat NU pada figur atau tokoh NU adalah sebagai bukti masyarakat NU belum bisa membedakan sikap pribadi dan organisasi. “Jika hal ini sampai terjadi, GPNU meminta kepada Rais Aam PBNU agar memberikan peringatan kepada elit PBNU yang melenceng,” terang Khoirul Rijal?
Selain itu, GPNU juga meminta kepada PBNU agar memberikan sanksi kepada pengurus NU dari tingkat Pengurus Besar, Wilayah, Cabang, Ranting dan Anak Ranting serta  Badan Otonom (Banom) NU yang terlibat menjadi tim sukses kandidat pasangan capres dan cawapres tertentu. Sikap mempublikasikan dukung mendukung secara pribadi membuktikan mereka tidak mampu menjaga budaya NU yang senantiasa mengedepankan akhlakul karimah dan berkompetisi mencari dukungan dengan tetap berpedoman akidah ahlussunnah waljama’ah. “Mempublikasikan dukungan secara pribadi sama persis dengan mengkampanyekan salah satu kandidat,” tegasnya.  [cty]

Tags: