Puluhan Warga Binaan Dapat Pelatihan Daya Ingat

Kepala Dinsos Sidoarjo sedang melatih warga binaan untuk daya ingat. [ahmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Dinas Sosial Pemkab Sidoarjo menerapkan kegiatan rutin untuk melatih daya ingat dan menjaga kesehatan puluhan warga binaan. Program itu dilakukan sebagai bentuk konsep memanusiakan manusia. Pada dasarnya mereka adalah manusia yang membutuhkan pendampingan, karena memiliki masalah kesehatan mental.

Melalui UPT Rehabilitasi Sosial (Rehsos) yang dulu bernama Liponsos (Lingkungan Pondok Sosial) itu menampung berbagai orang PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial). Diantaranya Gelandangan Pengemis/Gepeng, Orang Dengan Gangguan Jiwa/ODGJ, Lansia dan orang terlantar.

Kepala Dinas Sosial Sidoarjo Misbahul Munir saat memantau di Rehsos mengungkapkan, kegiatan itu diberikan sebagai bentuk pelayanannya kepada para PMKS. Menurutnya orang-orang yang tidak beruntung seperti ini perlu juga mendapatkan perhatian. Dengan perhatian itu, ia yakin semangat mereka untuk hidup yang lebih baik lagi akan terus tumbuh.

“Kegiatan seperti ini selalu kita lakukan, selain untuk menjamin kehidupan mereka lebih baik, juga untuk menumbuhkan semangat mereka dalam menjalani kehidupan yang lebih baik lagi ditengah-tengah masyarakat nantinya,” jelas Misbah itu usai melihat bimbingan psikologi yang dilakukan Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, pada (21/9) kemarin.

Ia katakan, tidak selamanya para PMKS itu berada ditempatnya. Mereka harus kembali kemasyarakat sesuai fitrahnya sebagai mahluk sosial. Untuk itu upaya menumbuhkan semangat mereka untuk kembali bersosialisasi di tengah masyarakat dilakukannya. “Melalui kegiatan trauma healing secara rutin, perlahan akan menumbuhkan daya ingat dan semangatnya untuk kembali berkeinginan hidup bermasyarakat, ” katanya.

Misbah juga mengatakan bahwa tidak jarang ia datang ke Rehsos. Itu dilakukannya agar tahu lansung kondisi psikis warga binaannya. Selain itu juga untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka. Ia datangi satu persatu ruang isolasi para PMKS tersebut.

Ia juga mengajak ngobrol tentang keadaan mereka, mulai dari Lansia sampai ODGJ. “Saya ajak berinteraksi langsung. Meskipun kadang mereka tidak nyambung kalau diajak berbicara. Namun itu dilakukannya untuk membuat keberadaan mereka merasa diterima,” katanya.[ach.ca]

Tags: