Punahnya Generasi Musik Anak-anak

Berbicara soal musik di era digital ini perkembangannya sangat pesat dengan berbagai aliran dan inovasinya. Musik mempunyai arti tersendiri bagi para pendengarnya. Tak ayal musik sudah menjadi elemen yang tak terpisahkan dengan para pecintanya. Namun sangat disayangkan hal itu tak diimbangi dengan penyuguhan lagu bagi anak-anak. Kondisi ini berdampak kepada mereka secara langsung. Seringkali anak justru lebih menjadi penikmat lagu yang tak sesuai usia mereka.
Kemana penerus dari artis cilik Tasya dengan lagu “Anak Gembala”, Joshua dengan “Cicicuit”, dan Tina Toon dengan “Bolo-bolo”. Dahulu lagu-lagu mereka dikemas dengan komposisi yang sederhana, bermuatan pendidikan, dan mudah dimengerti. Kepopuleran mereka bisa diraih berkat dukungan media yang menampilkan pada program khusus karya artis-artis cilik pada masanya. Stasiun televisi dahulu sangat bersemangat dalam menayangkan musik anak dan menggagas program yang mengekspos pendidikan anak, kondisi berbeda dengan yang saat terjadi.
Dalam analisisnya Tasya Kamila menyebut ada empat hal yang memicu kurang peminat lagu anak pada zaman sekarang. Keempat hal itu antara lain; man (manusia), money (uang), method (metode), dan media. Media televisi sekarang kurang getol menayangkan acara musik bagi anak dengan program kontes adu bakat menyanyi bagi anak. Walau ada, sayangnya peserta sering menampilkan lagu karya orang dewasa dengan tujuan komersil.
Rating acara anak mungkin belum mendapat paling tinggi. Rendahnya minat dunia kreatif dalam bidang musik untuk mengembangkan lagu anak. Minimnya komposer yang melahirkan tembang anak-anak yang bermutu, dianggap sebagai kepunahan lagu anak, karena jika bisnis yang tidak menguntungkan maka bisnis tersebut tidak akan dijalankan.
Lagu adalah salah satu hal yang paling disukai anak-anak. Karena musik yang ditampilkan masih sederhana dengan menggunakan Musical Instrument Digital Interface (MIDI) maka aransemennya terdengar kurang menarik minat dan tak banyak menghasilkan. Faktanya bahwa disekolah-sekolah tidak terlalu mengajarkan lagu anak kepada para siswanya.

Nisrina Nur Ubay
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo)

Rate this article!
Tags: