Puncak Kemarau di Kabupaten Pasuruan, Ada Enam Kecamatan 17 Desa Alami Krisis Air Bersih

Sejumlah warga di Desa Mangguan, Kecamatan Pasrepan, Kabupaten Pasuruan, saat antre bantuan air bersih di desanya, Minggu (2/10). [Bhirawa/Hilmi Husain]

Pasuruan, Bhirawa
Sejumlah desa di wilayah Kabupaten Pasuruan mulai mengalami krisis air bersih. Krisis air bersih disebabkan mengeringnya sumber-sumber mata air saat musim kemarau berkepanjangan. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Ridwan Harris menyampaikan saat ini atau awal Oktober diperkirakan puncak kemarau.

Berdasarkan data BPBD, terdapat 17 desa di wilayah Kabupaten Pasuruan masuk dalam kawasan rawan kekeringan. Dari belasan desa itu, tersebar di 6 kecamatan, yakni Kecamatan Kejayan, Lumbang, Pasrepan, Winongan, Lekok dan Ngempol. “Saat ini, total dari pemetaan kita ada 17 Desa di 6 Kecamatan yang mengalami krisis air bersih,” ujar Ridwan Harris, Minggu (2/10).

Ia merincikan, di Kecamatan Pasrepan, ada 4 desa yang rawan kekeringan. Yaitu, Desa Mangguan, Desa Ngantungan, Desa Sibon dan Desa Petung. Untuk di Kecamatan Winongan, krisis air bersih rentan terjadi di 3 desa yakni Desa Jeladri, Desa Kedungrejo dan Desa Sumberejo. Sedangkan di Kecamatan Lekok, kekeringan sering melanda 4 desa. Yaitu Desa Pasinan, Desa Balunganyar, Desa Semedusari serta Desa Wates.

Di Kecamatan Lumbang, ada 4 desa juga rawan kekeringan. Yakni di Desa Lumbang, Desa Watulumbung, Desa Cukurguling dan Desa Karangjati. Terakhir, di Kecamatan Gempol, ada Desa Wonosunyo, Kecamatan Kejayan ada Desa Kedungpelaron.

Harris menambahkan saat ini, baru ada dua desa yang meminta bantuan distribusi air. Dua desa itu adalah Desa Sibon dan Desa Mangguan di Kecamatan Pasrepan. “Baru ada dua desa yang lapor dan minta didistribusikan air bersih. Dua desa itu berada di Kecamatan Pasrepan, yaitu Desa Sibon dan Mangguan,” jelas Ridwan Harris.

Pihaknya menjelaskan BPBD Kabupaten Pasuruan sudah mulai menyalurkan bantuan distribusi air ke dua desa di Kecamatan Pasrepan sejak Selasa (27/9) kemarin. Masing-masing di kirim air bersih sebanyak 5.000 liter sehari. “Kita sudah kirim bantuan air bersih. Masing-masing kita kirim 5.000 liter air sehari,” urainya.

Terpisah, salah satu warga Desa Mangguan, Salim menyatakan bahwa desanya sudah bertahun-tahun alami kekeringan saat musim kemarau. Termasuk juga, sungai-sungai diwilayahya hanya mengalir air saat musim penghujan.

“Desa Mangguan ini termasuk lereng Gunung Bromo yang terdampak kekeringan saat kemarau. Ini sudah berjalan sekitar 4 bulanan tidak ada air bersih. Sumber mata air kering. Apabila sudah kering, maka harus mencari air turun ke desa bawah,” kata Salim.

Hal senada juga diucapkan oleh Riyadi, warga Desa Sibon. Menurutnya apabila tidak ada pihak dermawan yang mengirimkan air bersih dengan mobil tangki, maka warga harus mengambil air bersih menggunakan jerigen ke desa tetangga yang jaraknya sekitar 4-5 kilometer.

“Karena air merupakan kebutuhan pokok, harus mengambil air setiap hari menggunakan motor dengan bolak-balik. Air bersih digunakan untuk memasak, mandi dan mencuci. Intinya air saya gunakan untuk hal-hal urgent saja,” urai Riyadi.[hil.ca]

Tags: