Punya Keterampilan Harus Tetap Kuliah

Sudarusman

Sudarusman
Penambahan keterampilan bagi siswa SMA diakui sebagai inovasi yang bagus. Karena melalui keterampilan itu, siswa memiliki bekal yang cukup untuk memasuki dunia usaha dan dunia industri. Meski sesungguhnya, orientasi pekerjaan hanyalah orientasi jangka pendek.
Kepala SMA Muhammadiyah 10 Surabaya Sudarusman mengakui, sekolahnya memiliki puluhan jenis keterampilan dan peminatan yang bisa dipilih siswanya secara bebas. Mulai dari entrepreneur, otomotif, seni musik, sampai dengan adanya klub hukum dan klub dokter. “Orientasi kita bukan siswa bisa bekerja, tapi bisa kuliah. Meskipun sembari kuliah itu lulusan kita juga harus bekerja,” tutur dia .
Sudarusman mengaku, konsep pemberian keterampilan untuk siswa SMA mendapat respon positif dari masyarakat. Karena itu, dari 60 siswa yang keluar tahun lalu, sekolahnya kemudian menerima 250 siswa baru. Otomatis, perluasan jenis keterampilan pun harus dilakukan. Namun hal itu tidaklah menyulitkan bagi dia karena setiap kelompok keterampilan telah memiliki tutor sebaya.
“Pada kelas X dan XI sekolah kita fokus pada keterampilan dan peminatan siswa. Baru pada kelas XII itu siswa mulai dipersiapkan mengikuti Ujian Nasional (UN) dan seleksi ke perguruan tinggi negeri,” tutur dia.
Siswa yang telah terasa soft skill dan life skill-nya, lanjut Sudarusman, sudah paham apa yang harus dia lakukan. Mereka memiliki perencanaan yang sudah matang untuk menghadapi apa yang akan segera datang. “Sekarang ini anak kelas XII itu sudah langsung fokus sendiri ke materi sekolahnya. Tidak perlu diarah-arahkan, mereka sudah tahu dirinya sendiri,” tandas Sudarusman.
Mantan Kepala SMP Muhammadiyah 5 ini mengaku, untuk mencetak anak-anak yang terampil sekaligus punya etos yang kuat ini dibutuhkan pendampingan yang kuat pula. Salah satunya dengan memerankan guru Bimbingan Konseling (BK) secara maksimal. Di sekolahnya, rasio guru BK dengan siswa bisa antara 1 banding 5 sampai 1 banding 16.
“Tergantung tingkat permasalahan yang dihadapi anak. Sekarang ini sekolah kita punya 14 guru BK. Dan itu masih kurang, setidaknya kita harus punya 21 guru BK,” pungkas Sudarusman. [tam]

Rate this article!
Tags: