Pupuk Bersubsidi Tak Langka, Tapi Belum Dibagi

Mentan Syahrul Yasin Limpo bersama Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Hasan Aminuddin dan Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf di acara panen padi dan percepatan tanam untuk mendukung pertanian maju, mandiri dan modern di Nguling, Kabupaten Pasuruan, Rabu (12/2). [Hilmi Husain]

Pasuruan, Bhirawa
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo hadir di acara panen padi dan percepatan tanam untuk mendukung pertanian maju, mandiri dan modern di Nguling, Kabupaten Pasuruan, Rabu (12/2). Ia juga mengatakan pupuk bersubsidi tidak langka, namun belum dibagi ke petani.
Seperti biasanya, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo memberikan sambutan seremonial dihadapan ratusan petani se Pasuruan yang hadir. Awalnya, sambutan Mentan cukup diperhatikan oleh petani. Disela-sela sambuatnnya, Mentan bertanya kepada petani terkait ketersediaan pupuk bersubsidi dimasyarakat. “Bapak-Bapak semuanya, apakah pupuk bersubsidi saat ini langka,” tanya Mentan, Syahrul Yasin Limpo
Mendapati pertayaan pupuk tersebut, teriakan kompak soal kelangkaan pupuk dilontarkan secara keras para perwakilan petani se-Pasuruan. “Sangat langkah sekali pak,” teriak perwakilan petani dengan lontaran yang kompak.
Mentan dengan tegas menjawab balasan petani. Mentan Syahrul mengungkapkan terlalu dini jika para petani mengatakan pupuk telah langka karena, pupuk tersebut saat ini sudah di droping tahap pertama serta masih proses pembagian secara merata.
“Usai saya cek, alokasi pupuk itu ada, tapi belum dibagi secara merata. Kenapa pupuk belum dibagi, sebab ada rencana difinitif kebutuhan kelompok (e- RDKK) yang belum jalan dengan baik dan sebagainya,” kata Syahrul Yasin Limpo.
Karenanya, Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) diminta untuk mengatasi hal itu. Perlu diketahui bersama, lanjutnya, stok pupuk subsidi nasional sudah mencukupi sesuai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
“KTNA mulai hari ini harus urusi dengan baik, saya siap membatu. Apabila ada yang langka, bisa di sebutkan di desa mana di kecanatan apa. Asal ada CPCL (Calon Petani Calon Lokasi) dan e-RDKK,” tegas Syahrul Yasin Limpo yang langsung disambut tepuk tangan para petani.
Ia mengungkapkan bahwa apabila ada orang yang menghembuskan informasi jika pupuk langka, itu merupakan orang yang ingin mencari keuntungan dibalik pupuk bersubsidi. Ditegaskan, jika benar-benar terjadi kelangkaan pupuk di suatu daerah, pemerintah akan melakukan intervensi.
“Perlu diketahui, jangan terlalu cepat bilang langka, karena baru di drop. Tahap pertama baru turun, sudah teriak langka disana-sini. Jika demikian, ada yang kemungkinan mau dapat lebih, atau ada yang mau mengalihkan pupuk itu ke tempat lain. Kalau benar-benar ada kelangkaan, pemerintah siap intervensi,” kata Syahrul Yasin Limpo.
Terkait panen padi dan percepatan tanam, Mentan Syahrul kembali menegaskan Kabupaten Pasuruan menjadi salah satu lumbung-padi di Jawa Timur. Sehingga dengan panen raya padi, diharapkan bisa memberikan semangat baru kepada para petani agar tetap konsisten di bidang pertanian padi. “Tumpuan kita saat ini ada di petani. Kalau petaninya kemudian jual lahan sawah, maka tambah berkurang nanti areal persawahan kita,” jelasnya.
Pihaknya juga berterima kasih kepada para petani di Nguling, Kabupaten Pasuruan yang sukses dalam memanen padi selama 3 kali dalam satu tahun. Terlebih, sawah di Nguling termasuk dalam kategori tadah hujan. “Intervensi, pompanisasi dan mekanisasi di Kabupaten Pasuruan berarti sudah jalan. Tadinya tanah tadah hujan, satu tahun satu kali, sekarang malah bisa ditanami 3 kali sehari,” ucap Syahrul Yasin Limpo.
Sementara itu, Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf mengatakan padi yang dipanen di Nguling merupakan varietas ciherang yang ditanam mulai bulan Oktober 2019 dan diperkirakan mencapai hasil ubinan sebanyak 8,9 ton per hektarnya. Sedangkan total luasan hamparan padi Gapoktan Agawe Kamulyan yang belum dipanen mencapai 287 hektar.
“Adapun total luasan lahan yang dipanen hari ini seluas 10 sampai 20 hektar, sehingga masih ada 277 hektar lagi yang belum dipanen. Ada yang mau dipanen, ada yang baru ditanam dan ada yang sedang tahap pengeringan,” tegas Irsyad Yusuf.
Menurutnya, komoditi padi di Kabupaten Pasuruan merupakan komoditi yang paling utama. Tahun 2019, luas panen mencapai 117.938 hektar dengan produksi mencapai 722.636 ton. Dari jumlah tersebut, masih didominasi padi lahan sawah dengan produksi mencapai 687.506 ton.
“Dibanding tahun 2018 terjadi penurunan produksi sebesar 4200 ton. Alhamdulillah meningkat tajam di tahun 2019 lalu. Ini merupakan hasil kerja keras kita semua, utamanya para petani,” kata Irsyad Yusuf.
Dalam kesempatan yang sama, Mentan Syahrul Yasin Limpo juga menyerahkan beberapa bantuan. Yakni benih padi untuk 8200 hektar, benih jagung untuk 5000 hektar, 17 unit cultivator, 22 unit traktor roda dua, 4 unit combine harvester, asuransi pertanian untuk 4115 hektar, 10 unit alat olah kopi, 160.000 batang kopi, serta bantuan KUR BNI sebesar Rp 735 juta. [hil]

Tags: