Pupuk Dipastikan Cukup pada Masa Tanam Padi dan Jagung di Sumenep

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Sumenep, Bambang Heriyanto.

Sumenep, Bhirawa
Persediaan pupuk pada masa tanam padi dan jagung di akhir tahun 2018 dipastikan cukup. Pasalnya, sisa stok pupuk bersubsidi di kabupaten ujung timur Pulau Garam ini mencapai 18.232 ton. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Sumenep, Bambang Heriyanto memastikan, tidak akan terjadi kelangkaan pupuk selama musim tanam padi dan jagung di akhir tahun 2018. “Untuk persediaan pupuk bersubsidi pada musim tanam pada akhir tahun 2018 ini kami pastikan aman dan petani tidak akan kekurangan,” kata Bambang Heriyanto, Selasa (20/11).
Menurut Bambang, sisa penyerapan pupuk sejak Januari hingga sekarang mencapai 18. 232 ton, terdiri dari urea 11.53 ton dari kuota 26.379 ton, SP-36 sebanyak 3.319 ton dari 4.282 ton, ZA sebanyak 1.285 dari 5.356 ton, phonska 1.525 ton dari 5.302 ton, pupuk organic 1.50 ton dari 2.148 ton. “Ketersediaan pupuk untuk dua bulan kedepan yang memasuki masa tanam padi dan jagung cukup, kami pastikan tidak akan terjadi kelangkaan pupuk,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menegaskan, selain stok banyak, petani saat ini mulai paham atas penggunaan pupuk sesuai kebutuhan dan berimbang. Mereka tidak fanatik pada pupuk jenis urea seperti beberapa tahun lalu, namun variatif, bahkan banyak yang beralih menggunakan pupuk organik. “Beberapa tahun terakhir ini petani sudah tidak fanatik lagi pada pupuk kimia, tapi sudah paham penggunaan pupuk sesuai kebutuhannya dan banyak yang menggunakan pupuk organik sehingga pertumbuhan tanaman padi dan jagung relatif bagus,” terangnya.
Kendati demikian, lanjutnya, pihaknya melalui Tim Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) akan melakukan pengawasan ke distributor dan kios untuk memastikan pupuk bersubsidi itu tersalurkan sesuai ketentuan yang berlaku. “Penyaluran pupuk kepada petani diseluruh Kecamatan tidak menggunakan kartu tani keseluruhan, namun petani tetap harus tergabung dalam kelompok agar bisa mendapatkan pupuk bersubsidi tersebut, tapi lambat laun pendistribusian pupuk akan menggunakan kartu tani,” tukasnya. [sul]

Tags: