Pupuk Indonesia Jamin Ketersediaan Pupuk Jelang Tanam

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
PT Pupuk Indonesia menjamin ketersediaan stok pupuk bersubsidi menjelang musim tanam kedua 2016 dengan total stok sebanyak 1,3 juta ton.
“Jumlah itu jauh melebihi ketentuan yang ditetapkan pemerintah minimal untuk kebutuhan 2 sampai 3 minggu ke depan,” kata Dirut PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat dalam keterangan persnya di Surabaya, Selasa.
Aas Asikin Idat menegaskan bahwa pihaknya menjamin ketersediaan pupuk besubsidi. Stok tersebut dapat dipantau melalui laman Pupuk Indonesia.
Ia lantas mengatakan, “Kami akan meningkatkan kualitas sistem monitoring tersebut.” Ketersediaan pupuk saat ini, kata dia, sudah tersebar di gudang-gudang lini III tingkat kabupaten di seluruh Indonesia.
Selain telah mengamankan stok, pihaknya juga telah menerapkan lima strategi utama, yaitu pertama hasil produksi pupuk diutamakan untuk kebutuhan subsidi.
Kedua, menyiapkan stok minimal 2 s.d. 3 minggu ke depan di setiap gudang lini III; ketiga, menambah jumlah gudang untuk meningkatkan kapasitas stok; keempat, menambah petugas lapangan di setiap kabupaten guna memonitor stok pupuk; kelima, meningkatkan koordinasi dengan dinas terkait di seluruh daerah.
“Kami juga akan melayani petani melalui kios-kios resmi. Kami imbau untuk membeli pupuk bersubsidi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu sesuai dengan nama dan alamat yang tercantum dalam rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK),” katanya.
Aas juga mengajak petani agar bergabung dalam kelompok tani terlebih dahulu dan terdaftar dalam RDKK supaya kios-kios resmi PT Pupuk Indonesia (Persero) dapat melayani mereka.
“Langkah ini merupakan antisipasi atas dampak La Nina yang terjadi pada tahun 2016. BMKG memprediksi La Nina akan terjadi pada bulan Juli hingga September 2016,” katanya.
Aas menyebut La Nina merupakan kebalikan dari fenomena El Nino, yakni jika El Nino adalah naiknya suhu permukaan air laut, sedangkan La Nina adalah turunnya suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik.
“Dampaknya jika El Nino menyebabkan panas (kemarau), sedangkan La Nina menyebabkan hujan di sejumlah wilayah di Pasifik, seperti Indonesia, Malaysia, dan Australia,” ucapnya.
Oleh karena itu, langkah yang dilakukan Pupuk Indonesia merupakan antisipasi atas melonjakknya kebutuhan pupuk bersubsidi selama terjadinya fenomena La Nina yang diwarnai dengan hujan walaupun di tengah musim kemarau.
Hal itu, kata Aas, mengingat sebagian besar sawah di Indonesia merupakan sawah tadah hujan.
Terkait dengan program perluasan lahan sawah oleh Kementerian Pertanian, Aas menyatakan siap mendukung program tersebut melalui penyediaan pupuk bersubsidi.
“Strateginya adalah dengan mengamankan stok di gudang lini III, meningkatkan jangkauan distribusi hingga ke daerah terpencil, dan layanan ‘call center’ bagi pelanggan,” katanya.
Aas juga akan terus berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait, khususnya untuk menghitung kebutuhan pupuk. Dengan demikian, distribusi pupuk bersubsidi memenuhi kaidah yang tepat waktu, jenis, lokasi, jumlah, mutu, dan harga. [ma,ant]

Tags: