Petani Jatim Pilih Produksi Pupuk Organik

pupuk organikKab Malang, Bhirawa
Sejumlah kelompok tani di wilayah Kabupaten Malang kini telah beralih menggunakan pupuk organik. Sebab, selain pupuk organik tidak rentan terhadap penyakit pada tanaman dibanding pupuk kimia, harga pupuk oraganik lebih murah dari pada pupuk kimia.
Ketua Kelompok Tani Rukun Makmur Desa Sempol, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang Budiono, Selasa (27/1), kepada wartawan, bahwa para petani yang tergabung dalam kelompok tani kini telah beralih pupuk organik. “Meski pupuk organik lebih lambat pertumbuhan tanaman, bila dibanding kecepatan pertumbuhan tanaman dengan menggunakan pupuk kimia. Namun, kualitas yang dihasilkan tanaman padi maupun jagung tidak kalah dengan menggunakan pupuk kimia,” ungkapnya.
Menurut dia, pupuk organik yang digunakan para petani di wilayah Desa Sempol ini, didapat atau diproduksi dari kelompok tani sendiri. Sedangkan produksi pupuk organik kita namai Bokasi, yang kini mampu menghasilkan tanaman padi seberat 40 ton dalam semusim atau selama tiga bulan. Dan pada awal pembuatan pupuk organik yakni pada tahun 2008, hanya mampu memproduksi padi seberat 5 kwintal.
Dengan beralih pupuk dari kimia ke organik, kata Budiono, biaya produksi berkurang. Sebab, jika kita menggunakan pupuk kimia dalam menyuburkan tanah pada tanaman padi, biaya perawatan lebih mahal dan juga biaya operasionalnya. Selain itu, pupuk organik lebih irit dan harganya hanya Rp 600 per kilogram. Sedangkan harga pupuk kimia per kilogramnya mencapai Rp 3.200. “Sehingga perbedaan harga antara pupuk kimia dan organik sangat jauh, sehingga petani diuntungkan dengan sisi perawatan dan operasional,” terangnya.
Dijelaskan, pupuk organik yang kita produksi menggunakan bahan baku kotoran ternak, dan sejumlah bahan baku alami lainnya. Termasuk juga dengan menggunakan limbah cair tebu dan bakteri. Sementara ini, dalam 1 hektare tanaman padi, petani membutuhkan pupuk organik sebanyak dua ton. Padahal, bila menggunakan pupuk kimia hanya membutuhkan 5 kwintal. Meski, perbedaannya sangat jauh dalam penggunaan pupuk, tapi harganya jauh lebih murah dibanding  pupuk kimia, serta petani masih tetap untung.
“Kami berharap kepada petani di wilayah Kabupaten Malang untuk tidak segan-segan menggunakan pupuk organik agar menyelamatkan kerusakan tanah dari kontaminasi bahan kimia. Selain itu juga petani harus bisa menjaga kesuburan tanah pertaniannya,” tegas Budiono, yang juga tergabung dalam Jaringan Petani Pembuat Pemakai Pupuk Organik (JP4O) Jawa Timur ini. [cyn]

Keterangan Foto : Petani Kec.Pagak, Kab.Malang lebih memilih memproduksi pupuk organik akibat harga pupuk bersubsidi di Jatim masih mahal.

Tags: