Pura Sweta Mahasuci Siapkan Delapan Ogoh-ogoh Untuk Peringati Nyepi

Pura Sweta Mahasuci Siapkan Delapan Ogoh-ogoh Untuk Peringati Nyepi

Lamongan, Bhirawa
Keindahan sebuah perbedaan tetapi tetap mengutamakan toleransi dan persatuan tergambarkan di Desa Balun yang sudah dikenal dengan Desa Pancasila. Kali ini umat Hindu yang ada di Desa Balun, Kecamatan Turi mulai bersiap menyambut Hari Raya Nyepi.
Persiapan itu seperti tahun – tahun sebelumnya yalakni menyiapkan setidaknya 8 ogoh-ogoh yang akan diarak keliling desa sebelum menyambut Nyepi pada Rabu mendatang. Umat Hindu yang ada di Desa Balun membuat 8 ogoh-ogoh yang akan dipakai untuk menyambut Nyepi.
Hal yang menyentuh soal persatuan dalam keberagaman itu adalah ke delapan ogoh-ogoh tidak hanya dibuat oleh umat Hindu saja, namun 3 diantara ogoh-ogoh tersebut dibuat oleh umat Islam dan Kristen yang ada di desa ini.
“Tahun ini kami ada 8 ogoh-ogoh dimana 3 diantaranya dibantu oleh saudara-saudara kami dari Islam dan Kristen serta teman-teman dari LA Mania (suporter Persela, red) Desa Balun,” jelas pemangku Pura Sweta Mahasuci, Ngarijo pada wartawan di Pura desa setempat, Selasa (5/3).
Ngarijo mengaku, mereka menyiapkan ogoh-ogoh ini sejak Januari lalu dimana 2 ogoh-ogoh diantaranya adalah ogoh-ogoh berukuran kecil. Pembuatan ogoh-ogoh ini sendiri, kata Ngarijo, selain dilakukan di Pura juga dibuat di rumah warga yang semuanya akan dibawa ke Pura menjelang arak-arakan pada Rabu mendatang.
“Pengerjaan ogoh-ogoh ini kami lakukan disela-sela kesibukan sehari-hari. Membutuhkan waktu lama karena musim hujan sehingga tidak bisa setiap saat membuat ogoh-ogoh ini,” jelasnya.
Ngarijo menuturkan, rasa toleransi dan kebersamaan antar umat beragama di desa ini memang sangat tinggi. Hal ini, kata Ngarijo, nampak ketika ada umat lain yang sedang ada acara keagamaan maka umat lain akan dengan senang hati membantu.
“Ketika kami arak-arakan ogoh-ogoh, maka saudara kami dari Muslim dan Kristen akan membantu mengamankan acara, begitu juga sebaliknya,” ujar Ngarijo yang menyebut bantuan ogoh-ogoh untuk umat Hindu di desa Balun sendiri adalah bentuk dari rasa toleransi antar umat beragama.
Tahun ini, Lanjut Ngarijo, Hari Raya Nyepi mengambil tema dengan Nyepi kita menyambut Pemilu 2019 dengan saling toleransi dan menghormati satu sama lain meskipun berbeda pandangan, pendapat, dan pilihan.
“Harapannya, ke depan bangsa Indonesia ini bisa aman tentram dan damai,” ungkapnya.
Sementara, warga Muslim dari desa Pancasila yang bernama Untung mengaku ia dan teman-temannya sengaja membuat ogoh-ogoh untuk diberikan kepada umat Hindu yang akan merayakan Nyepi lusa. Untung juga menjelaskan, ia membutuhkan waktu setidaknya 1 bulan lebih untuk membuat ogoh-ogoh ini.
“Ogoh-ogoh yang kami buat ini sebagai bentuk toleransi kami kepada saudara kami, umat Hindu yang akan merayakan Nyepi,” jelasnya.
Saat hari H (Rabu Sore, Red) arak-arakan ogoh-ogoh nanti pun, terang Untung, mereka yang dari umat Islam dan Kristen akan membantu mengamankan jalannya acara, agar saudara mereka umat Hindu bisa menjalankan ibadahnya dengan tenang.
“Setiap saat kami saling membantu karena kami semua saudara,” terang Untung. [mb9]

Tags: