Puskesmas di Probolinggo Sembuhkan ODGJ dengan Pengobatan Medis

ODGJ dapat pengobatan dari petugas di puskesmas Tongas.

Kab Probolinggo, Bhirawa
Puskesmas Tongas memberikan fasilitasi kegiatan Paguyuban Pondok Hati Bahagia berupa inovasi Ngrumpi Sehat Berkarya Bersama Saudaraku di Pustu Wringinanom Kecamatan Tongas. Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang dari Desa Sumberkramat dan Wringinanom Kecamatan Tongas dan dihadiri oleh 4 orang tenaga kesehatan dari Puskesmas Tongas, 3 orang lintas sektor dan 15 orang PMO (Pengawas Minum Obat) di wilayah kerja Puskesmas Tongas.
Berkat inovasi “Ngrumpi Sehat Berkarya Bersama Saudaraku” ini, masyarakat Kabupaten Probolinggo menyadari bahwa ODGJ dapat disembuhkan dengan pengobatan medis. Selain itu kerja sama tenaga kesehatan dengan masyarakat melalui Paguyuban Ngrumpi Sehat Berkarya Bersama Saudaraku, ODGJ dapat berkarya dan menghasilkan nafkah untuk keluarganya.
“Inovasi Ngrumpi Sehat Bersama Saudaraku ini awalnya dilakukan di Desa Sumendi, kemudian direplikasikan semua desa di wilayah Puskesmas Tongas. Kegiatan ini adalah untuk menjaga kesinambungan inovasi tersebut,” kata Kepala Puskesmas Tongas Kurnia Ramadhani, Kamis 25/4.
Kegiatan paguyuban kali ini yang dilakukan diantaranya bercerita tentang kegiatan/pengalaman kemarin dan kegiatan sehari-hari di rumah, berkenalan (dinamika kelompok), demonstrasi cuci tangan, senam bersama, kegiatan lain dan doa bersama.
“Untuk bercerita bertujuan untuk mengingatkan memori pasien mengajarkan komunikasi efektif. Berkenalan dilakukan untuk meningkatkan tingkat kepercayaan diri pasien. Demontrasi cuci tangan dimaksudkan mengajarkan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat serta senam bersama dilakukan untuk mengajarkan melatih otot-otot dan suka bergerak memicu melakukan aktifitas,” jelasnya.
Kegiatan lain yang dilakukan terang Nia, pasien dianjurkan untuk menghardik halusinasi dengan cara mengalihkan kepada kegiatan yang positif. Misalnya berdoa, bersholawat, mengaji, membersihkan rumah serta mengantarkan pasien untuk bisa menahan emosi supaya tidak terjadi cidera dengan cara mengambil bantal untuk di pikul, tarik nafas panjang dan berdoa.
“Dari hasil evaluasi ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) dan PMO, mereka senang dengan adanya paguyuban karena bisa mencurahkan apa yang dialami dan bisa mendapatkan solusi dan lintas sektor yang koorperatif guna mendukung kegiatan tersebut,” terangnya.
Menurut Nia, dari kegiatan monev yang dilakukan di Desa Wringinanom ini hasilnya sudah banyak Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang sudah mandiri dan diterima masyarakat serta sudah bekerja. Harapannya inovasi ini terus direplikasi di tempat lain serta dijaga keberlangsungannya agar terwujud pelayanan kesehatan jiwa yang komprehensif dan Indonesia bebas pasung.
“Alhamdulillah, kegiatan ini mendapatkan dukungan dari segenap lintas sektoral. Babinsa dan Babinkamtibmas sangat semangat dalam mendukung kegiatan ini,” paparnya.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) dan Kesehatan Jiwa pada Dinkes Kabupaten Probolinggo Wiwik Yuliati mengatakan, ODGJ kehilangan akal sehatnya. Karena itu, ODGJ tidak bisa diajak komunikasi layaknya orang normal.
Menurut Wiwik, sangat tidak mungkin ODGJ melakukan aksi teror yang mengancam suatu pihak. “Karena itu tadi, akal sehatnya sudah tidak ada,” jelas Wiwik.
Ia menjelaskan, ada dua tahapan sebelum seseorang dinyatakan sebagai ODGJ. Tahap pertama ialah orang dengan masalah kesehatan (ODMK), yaitu saat kesehatan seseorang terganggu dan berkelanjutan. Itu menjadi penyebab lahirnya rasa putus asa untuk kembali sehat.
Kemudian, saat akal sehatnya mulai redup, beralih menjadi ODGJ. Itu saat seseorang tersebut sudah terganggu kejiwaannya. “Untuk berinteraksi satu sama lain, sudah tidak layaknya orang normal,” ujanya
Untuk meminimalisir mengakarnya ODGJ itu, pihaknya telah mengadakan program Posyandu Kesehatan Jiwa (Poskeswa). Sementara ini, sudah terlaksana pada Puskesmas Krejengan dan Puskesmas Sumberasih dan Puskesmas Tongas.
“Diupayakan, nantinya setiap puskesmas se-Kabupaten Probolinggo menerapkan program itu,”tambahnya.(Wap)

Tags: