Puspa Agro Stabilkan Harga dengan Pasar Murah

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Pengelola pasar induk moderen Puspa Agro berkomitmen menstabilkan harga berbagai bahan pokok di Jawa Timur dengan mengadakan pasar murah secara rutin.
“Salah satunya, melaksanakan pasar murah tiap triwulan. Langkah ini kami terapkan sekaligus membantu Bank Indonesia menekan tingginya angka inflasi akibat kenaikan harga kebutuhan pokok,” kata Komisaris Puspa Agro, Erlangga Satriagung, di Surabaya, Rabu (29/7).
Ia mengungkapkan, pelaksanaan pasar murah juga dipicu kian besarnya animo masyarakat Jatim. Apalagi, pasar murah tak hanya akan diadakannya pada bulan Ramadhan. “Kami yakin upaya ini juga untuk membantu masyarakat yang membutuhkan kebutuhan pokok dengan harga murah. Tapi, barang yang dijual di pasar murah kami tetap berkualitas bukan yang murahan,” ujarnya.
Di pasar murah tersebut, contoh dia, untuk harga beras premium bermerek Raja Tawon dijual dengan harga Rp54.500 per kemasan isi lima Kilogram. Harga itu lebih terjangkau dibandingkan merek serupa yang ditawarkan di supermarket senilai Rp60.000 per kemasan lima Kilogram.
“Meski kami menjual dengan harga lebih murah 20 persen dari harga pasar, perusahaan tidak merugi. Penyebabnya, beras tersebut diambil langsung dari petani di Mojokerto dan pada pasar murah itu sebanyak 20 ton beras premium habis terjual,” tuturnya.
Direktur Utama Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin menyatakan pada saat Ramadan 1436 Hijriah, pihaknya juga menyediakan beberapa komoditas. Misalnya, ayam broiler frozen yang pada kondisi normal dijual Rp31.000 per Kilogram. “Tapi, di Pasar Murah Puspa Agro hanya dijual Rp24.000 per Kilogram,” ucapnya.
Dari kelompok ikan, tambah dia, di pasar murah lele frozen (WGG) harga pada kondisi normal Rp19.000 dan turun menjadi Rp16.000 per Kg. Lalu, bandeng frozen (WGG) turun dari Rp21.000 menjadi Rp18.000 per Kg, ikan bamara frozen (WGG) hanya dijual Rp28.000 per Kg dari harga normal Rp37.000 per Kg.
“Pasar murah itu adalah bentuk kepedulian kami sehingga konsumen tidak panik. Khususnya saat ada kecenderungan harga-harga kebutuhan pokok pada naik menjelang Lebaran,” imbuhnya.
Namun, lanjut dia, saat itu, pihaknya sempat dipanggil Bank Indonesia (BI) karena pelaksanaan pasar murah tersebut dianggap berada di bawah naungan Disperindag. Akan tetapi, setelah dilakukan pertemuan maka BI memahami bahwa kegiatan itu merupakan inisiatif Puspa Agro. [ma,ant]

Tags: