Pustakawan Harus Keluar Zona Aman dan Nyaman

Pemprov Jatim, Bhirawa
Menjadi seorang pustakawan tidak hanya bergelut pada pengelolaan dan pelayanan, namun diharapkan untuk bisa bangkit dan keluar dari zona aman dan nyamannya, dengan melakukan pendampingan literasi pada warga masyarakat.
Hal itu disampaikan Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur (Disperpusip Jatim), Hasto Hendarto usai membuka seminar dan rapat kerja pustakawan se Jatim, di Graha Pustaka Disperpusip Jatim, di Surabaya.
Dikatakannya, kegiatan ini menyesuaikan dengan program nasional, dengan perpustakaan berbasis inklusi sosial untuk kesejahteraan masyarakat. “Jadi mengkaitkan literasi dengan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya, Rabu (13/11).
Ia menjelaskan, dalam UNESCO menyebutkan literasi bisa menambah kepercayaan diri dan empowerment (pemberdayaan). “Disinilah tugas pustakawan dalam memberikan literasi. Salah satunya bisa membuat komunitas literasi untuk entrepreneurship,’ katanya.
Adanya komunitas itu, maka akan terlihat banyak peluang yang perlu dilakukan dan tentunya memerlukan pendampingan dari pustakawan, dalam mengangkat kepercayaan diri masyarakat untuk bisa berusaha untuk meningkatkan pendapatannya.
“Keluar dari ruangan atau zona aman untuk meyakinkan masyarakat bagaimana literasi yang bagus. Jadi pustakawan juga harus bergerak,” katanya.
Melalui seminar dan rapat kerja itulah, maka nantinya Ikatan Pustakawan Indonesia akan mengkoordinasi seluruh pustakawan melalui organisasinya.
“Menyatukan persepsi kalau pustakawan tidak lagi sebagai pekerja teknis dan penunggu masyarakat datang,” ujarnya. Sementara, Koordinator Pustakawan, Sri Purwati mengatakan, adanya kegiatan tersebut maka pustakawan bisa lebih berkreatifitas dan berinovasi.
“Kebanyakan pustakawan terlena dengan pekerjaan keseharian berupa pengelolaan dan pelayanan. Pustakawan memiliki sesuatu yang bisa dikerjakan baik sendiri maupun melibatkan tenaga perpustakaan,” ujarnya.
Ia berharap, setiap perpustakaan diharapkan pustakawan bisa memiliki inovasi dan berkretifitas, apalagi kini memasuki MEA dan revolusi industri 4.0. “Pustakawan harus mampu bersaing dan menghadapi setiap tantangan yang ada,” katanya. [rac]

Tags: