Putar Otak Penjahit Agar Lepas dari Dampak Pandemi

Penjahit di Kota Probolinggo pilih keliling menjemput rezeki selama pandemi Covid-19 karena sepi pelanggan. [Wiwit Agus P]

Nanang Pilih Keliling Jemput Bola, Penghasilannya pun Lumayan
Kota Probolinggo, Bhirawa
Disaat usaha lain banyak yang berguguran karena pandemi covid-19. Usaha penjahit keliling milik lelaki Probolinggo justru banjir order. Inisiatif untuk keliling menjajakan jasa menjahit membuatnya bisa bertahan di tengah melemahnya perekonomian.
Usaha penjahit keliling itu dilakoni Nanang Kosim, lelaki asal Gang Siam, Kebonsari Kulon, Kanigaran, Kota Probolinggo. Saat pandemi menerjang hampir dua tahun, usaha menjahit miliknya ikut terdampak. Ditandai dengan berkurangnya omzet secara drastis.
Nanang kemudian berusaha mencari jalan keluar. Salah satunya dengan membuat masker kain. Namun tak lama berjalan, usaha itu juga lesu. Lantaran banyak penjahit lain yang juga membuat masker serupa. Hingga akhirnya usaha itu juga terhenti. “Lihat-lihat di youtube, akhirnya menemukan inspirasi buat gerobak penjahit keliling,” kata Nanang, Rabu (4/8).
Salah satu mesin jahit butut kesayangannya pun dirombak. Agar bisa dibawa berkeliling menggunakan motor bebek miliknya. Sejauh ini, Nanang mulai berkeliling dari rumahnya sekitar pukul 08.00 pagi, sampai sekitar pukul 14.00 atau bahkan sampai pukul 17.00 setiap harinya. “Alhamdulillah, hasilnya lumayan, sehari bisa mendapat penghasilan antara Rp 80 sampai Rp 100 ribu. Dari pada diam saja di rumah, tidak ada penghasilan,” ujarnya.
Untuk menunjang usaha jahit kelilingnya itu, Nanang membuat unggahan di jejaring sosial facebook. Lengkap dengan nomor whatsapp yang bisa dihubungi untuk mendapatkan jasanya. Dalam dua pekan, jasa jahit keliling yang digeluti Nanang banjir orderan.
Ongkos permak pakaian yang dipatok Nanang pun terbilang cukup murah dan terjangkau. Mulai dari Rp 5 ribu, sampai yang paling rumit Rp 30 ribu. “Kalau untuk membuat baju, atau permak yang sangat rumit, kadang saya bawa ke rumah. Besoknya baru saya antar,” ungkapnya.
Saat menjajakan jasa, Nanang juga menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan. Dengan usaha kreatif dengan menjadi penjahit keliling dan semangat juangnya yang tinggi, Nanang hanya berharap bisa menghidupi keluarga kecilnya.
Kebutuhan yang semakin meningkat dan sulitnya mencari pekerjaan, membuat Nanang memutuskan menjadi tukang jahit keliling. Meski lelah, namun ia cukup senang karena sampai saat ini, masih bertahan menjadi tukang jahit. “Namanya di jalan, kendalanya kalau musim hujan saja,” ucap Nanang.
Nanang mengaku, sebelum menjahit ia pernah berjualan sayur untuk menghidupi keluarganya. Selama menjalani sebagai penjahit keliling, ia merasa senang. Karena penghasilan yang di dapatkan cukup seimbang dengan jerih payahnya. “Kalo banyak yang jahit, ya dapat duitnya juga banyak. Jadi saya suka. Kalau lagi sepi ya duka,” papar Nanang.
Jasa jahit keliling Nanang pun mendapat respon positif dari warga. Samuel, warga Sukabumi mengaku sangat terbantu dengan adanya jasa jahit keliling ini. “Saya baru tahu tadi waktu lewat sini. Makanya saya coba datangi, dan ada nomor yang bisa dihubungi. Sangat terbantu sekali. Karena kan bisa dipanggil ke rumah. Juga bisa ditunggu. Dari pada harus keluar rumah,” lanjutnya.
Nia, salah satu pemakai jasa penjahit keliling yang dilakoni Nanang juga mengaku sangat terbantu. Lantaran dirinya tak perlu lagi bingung mencari penjahit. Apalagi di musim pandemi covid-19 seperti saat ini. “Enak aja ya mas, bisa dipanggil ke rumah. Bisa ditungguin juga. Tapi ya pesan melalui Whatsapp dari malam sebelumnya. Harganya pun murah,” tandasnya. [Wiwit Agus P]

Tags: