Putra Wali Kota Mojokerto Tak Lolos Tes CPNS

foto-pemberkasan cpns 2014 sidoarjoKota Mojokerto, Bhirawa
Memiliki orang tua pejabat tak menjamin bisa diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), buktinya putra Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus, Muhammad Imaduddin tak lolos dalam tes seleksi  Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Kota Mojokerto. Putra orang pertama di jajaran Pemkot Mojokerto ini berada di rangking 11 dari 24 pelamar yang lolos Memenuhi Passinggrade (MP) untuk formasi guru agama.
Tak lolosnya putra Wali Kota Mojokerto ini dilontarkan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Mojokerto. Sesuai hasil rekapitulasi hasil ujian dari Panselnas. Kepala BKD Kota Mojokerto, Endri Agus Subiyanto saat dikonfirmasi mengatakan, putra kedua Mas’ud Yunus itu berada di peringkat ke 11 dari 4 formasi yang dibutuhkan. ”Dari 102 pendaftar, yang bersangkutan berada di urutan ke sebelas dan yang MP,” terang Kepala BKD didampingi Kabag Humas, Heryana Dodik Murtono, Kamis (15/1) kemarin.
Agus  menuturkan, Muhammad Imaduddin telah mendaftar CPNS dan memilih formasi Guru Agama Islam. Di formasi itu, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Pemerintah Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) mengalokasikan empat formasi saja. Dari formasi itu, terdapat 102 pendaftar dan mengikuti ujian di Kantor Kantor Regional II Badan Kepegawaian Nasional Jatim, di Surabaya. Sedangkan, anak kedua Mas’ud Yunus hanya berhasil meraih total poin 321 saja. Atau selisih 30 poin dari peserta yang lulus di formasi guru agama. Gagalnya anak Wali Kota Mojokerto dalam ujian CPNS ini, membuktikan jika penyelenggaraan ujian dan proses penilaian dilakukan secara fair.
Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus melalui Kabag Humas, Heryana Dodik Murtono menegaskan, sejak awal pendaftaran, wali kota tak pernah berkomunikasi dan mengistimewakan anaknya dalam proses pendaftaran. ”Karena sistem penilaian yang dilakukan secara online. Artinya, siapapun yang mampu menyelesaikan soal dengan baik tentu akan bisa lolos,” ujarnya.
Mas’ud Yunus, kata Dodik, juga tak begitu kaget dengan kegagalan anaknya dalam ujian CPNS. ”Tidak. Karena sejak awal memang perlakuannya tak ada yang diistimewakan,” pungkasnya.
Perlu diketahui, Pemkot Mojokerto telah menerima pendafataran CPNS sebanyak 761 orang. Sementara dalam ujian yang berlangsung selama tiga hari itu, Pemkot hanya mendapat jatah membuka sembilan formasi dengan kebutuhan personil sebanyak 30 orang saja.
Dari 30 formasi yang dialokasikan Kemenpan RB, hanya untuk menutupi kebutuhan tenaga medis dan tenaga pengajar saja. Sedangkan, permintaan untuk menutupi kebutuhan pegawai di tingkat teknis yang mencapai 651 orang hingga kini masih belum dikabulkan.
Sementara itu, proses penerimaan CPNS 2014 di Kab Sidoarjo, sejak 7 Januari 2015 lalu sudah memasuki tahab pemberkasan. Dari 92 quota, tak sampai ada peserta CPNS yang mundur. Kini para CPNS sedang menunggu usulan Nomor Induk Pegawai (NIP)  dari BKN Regional 2 Jatim. Dan  kemungkinan selesai pada Maret atau April 2015 mendatang.
Kabid Pengembangan dan Pembinaan Pegawai Badan Kepegawaian Daerah (BKD ) Sidoarjo, Happy Setyaningtias SH, Kamis (15/1) kemarin menyatakan, rasa syukurnya setelah proses rekruitmen berjalan lancar. Menurutnya, dari 92 quota formasi CPNS 2014 yang ada, rinciannya  terdiri dari untuk tenaga guru 25, tenaga kesehatan 15 dan tenaga teknis 52.
Menurut data, pendaftar yang berasal dari Sidoarjo sendiri ada 48 orang, sedangkan dari luar Sidoarjo ada 44 orang. Para CPNS 2014 ini yang berasal dari Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang terakreditasi ada 17, sedang yang berasal dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN)  terakreditasi ada 75 orang.
Happy menjelaskan, peserta CPNS 2014 di Kab Sidoarjo tak ada yang mundur, ini bisa jadi karena dalam prses pendaftaran CPNS kali ini, menggunakan metode single pendaftaran, otomatis pendaftar hanya dapat mendaftar di satu tempat saja. Sehingga tak ada pendaftar yang berani coba-coba ikut mendaftar CPNS di dua tempat.
Kalau sampai berani melakukannya, hingga mengundurkan diri maka sesuai dengan MoU, mereka  harus sanggup mengganti biaya yang sudah dikeluarkan tim seleksi CPNS, nilainya ditetapkan sebesar Rp25 juta. Uang pengganti itu harus disetorkan ke Kasda Sidoarjo.
Menurut evaluasi, biasanya peserta CPNS yang mundur itu  banyak yang dari jurusan teknis. Mereka memilih mundur, diantaranya memilih bekerja di perusahaan swasta  karena menganggap pendapatan yang diperoleh lebih besar daripada jadi PNS. [ali.kar]

Keterangan Foto : Peserta CPNS 2014 di Kab Sidoarjo melakukan pemberkasan data setelah dinyatakan lolos tes. [alikus/bhirawa]

Tags: