‘Putri Emas’ Ingin Jadi Ahli Fisika

Cleona Einar Maulidiva

Cleona Einar Maulidiva
Putri emas, begitu Cleona Einar Maulidiva dikenal luas oleh teman-teman dan gurunya di sekolah. Siswi kelas 2 MI Bilingual Muslimat NU Pucang Sidoarjo itu mendapat julukan tersebut karena prestasinya yang luar biasa.
Baru duduk di bangku kelas dua SD, Cleona telah berhasil mengumpulkan lebih 20 medali emas dari berbagai perlombaan tingkat internasional. Belum terhitung lagi medali emas dari tingkat nasional. Putri pasangan drg. Shinta Yustisia Mayor Laut ( T ) Indra Agustian ini memang istimewa. Pada 2018 lalu, medali emas yang diraihnya ‘The 2018 World Mathematics International Final’ di Seoul South Korea. Juga juara pertama olimpade matematika di Thailand dan medali perak di Korea Selatan dengan peserta 3.000 siswa seluruh dunia. Serta berhasil medali emas diajang Hongkong International Matematical Olympiad (HKIMO) 2018, karena berhasil menyisihkan 1.000 peserta dari 20 negara. Ia juga mendapatkan World Star Thropy, karena dinilai terbaiknya Indonesia.
Satu prestasi yang cukup mengesankan baginya adalah SEAMO (Southeast Asian Mathematical Olympiad) 2019 dan Thailand dalam ITMC (International Talent Mathematics Contest) 2019. Kedua ajang tersebut soalnya sangat susah sekali, begitu juga pesaingnya juga sangat berat-berat. Perolehan scorenya juga ada minus 7 kalau sekali salah. “Jadi bukan sekedar kerja soal, tetapi harus percaya diri tinggi dalam menjawabnya, dan Cleona bisa dapat emas di kedua olimpiade tersebut,” ungkap Cleona saat ditemui didampingi orangtuanya Shinta Yustia kemarin,(22/4).
Cleona mengaku, waktu itu belajarnya selang-seling antara SEAMO X, ITMC dengan ujian sekolah. Tepatnya sekitar bulan Desember 2018 lalu. Makanya kenapa berkesan, karena tidak disangka bisa dapat emas terbaik. “Persiapan kurang, tidak percaya diri, karena saingannya ketat. Ditambah soal-soalnya sangat susah. Tapi mau tidak mau harus berangkat, karena ITMC merupakan emas pertama Indonesia,” ungkapnya riang.
Cleona yang bercita-cita ingin jadi ahli Fisika ini mengaku kalau waktu belajarnya juga tidak terlalu berlebihan. Artinya tidak ‘nggethu’ menjadi kutu buku, tetapi hanya biasa-biasa saja saat mengikut persiapan olimpiade, termasuk belajar dalam menghadapi ujian sekolah. “Belajarnya tidak terjadwal dengan baik, hanya belajar jika ada waktu luang dan jika mood belajar. Juga tidak ada jam khusus, dia seimbang antara main sama adiknya, belajar pelajaran sekolah, main piano serta baca buku favoritnya, yakni buku komik/buku motivasi/buku penemu-penemu,” ungkap dia.
“Jadi pada intinya, cara belajarnya suka-suka aja. Kalau mau belajar ya belajar, kalau tidak ya mengerjakan kegiatan semaunya.,” pungkas Cleona. [ach]

Tags: